115 Dokter Gigi Terpapar Covid-19, PDGI Sebut Profesi Itu Berisiko Tinggi karena Pasien Buka Masker
Dokter gigi merupakan satu di antara profesi yang sangat berisiko terjangkit virus corona (covid-19).
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dokter gigi merupakan satu di antara profesi yang sangat berisiko terjangkit virus corona (covid-19).
Hal itu disampaikan oleh Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), drg Sri Hananto Seno, saat konferensi pers "Benteng Terakhir Penanganan Covid-19" di siaran Youtube BNPB, Selasa (22/9/2020).
Hingga saat ini, kata dia, ada 115 dokter gigi di seluruh Indonesia yang terpapar Covid-19.
"Saat ini masih ada 115 (dokte gigi) yang menderita Covid-19, pada umumnya dari Puskesmas, RS, juga dari dinas-dinas kesehatan yang di manajemen pun terkena," ujar Sri.
Baca: Jubir Satgas: Kantor Pemerintahan dan Swasta Masih Lengah Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19
Sri menuturkan, tingginya risiko tertular virus corona lantaran, pasien atau masyarakat yang datang berobat harus membuka masker agar dokter gigi dapat memeriksa kondisi gigi.
Baca: Bersama Cegah Penyebaran Covid-19, Dirjen IKP: Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan!
"Profesi dokter gigi adalah suatu profesi yang tertinggi (tertular covid-19), karena pasien atau masyarakat yang datang ke dokter gigi pasti buka masker, tidak pernah menutup masker. Sehingga memiliki risiko tinggi untuk perawatan di bidang mulut," katanya.
Untuk itu, ia mengapresiasi langkah pemerintah yang menyediakan tes swab atau PCR bagi petugas medis dan kesehatan termasuk dokter gigi.
Dirinya berharap, langkah pemerintah yang menyediakan tes swab bagi petugas medis dan kesehatan tidak hanya diberikan di Jabodetabek, tetapi juga di wilayah zona merah lain, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, kemudian Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Bali.
Terlebih berdasarkan catatan PDGI jumlah dokter gigi di Indonesia, sebanyak 38.600 orang, dengan jumlah yang aktif praktik sekitar 34 ribu orang.
"Profesi ini mempunyai risiko tinggi untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat. Jika memberikan moral yang kuat kepada Nakes, sistem pertahanan kuat, tentunya juga akan menghasilkan pelayanan dan mengatasi masalah Covid-19 sebaik-baiknya," harap Sri.