Pidato Pertama Jokowi di Sidang Umum PBB: Pernah Dikritik PDIP hingga Alasan Tak Hadir di Tahun Lalu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan pidato dalam Sidang Majelis Umum PBB, Rabu (23/9/2020) besok.
Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan pidato dalam Sidang Majelis Umum PBB, Rabu (23/9/2020) besok.
Karena adanya Pandemi Covid-19 itu, Jokowi tidak hadir langsung di New York, Amerika Serikat.
Pidato Jokowi direkam dan akan ditayangkan secara virtual.
"Memberikan pidato dari tapping. Kan sekarang kondisi Covid-19," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono kepada wartawan, Selasa (22/9/2020).
Presiden mendapatkan urutan hari pertama pada 22 September 2020 waktu Amerika Serikat.
"Sesi sore waktu New York (urutan ke-19), diperkirakan sekitar jam 20:30 malam waktu New York atau 07.30 WIB pagi tanggal 23 September 2020," kata Presiden.
Baca: Jusuf Kalla Ungkap Beda Cara SBY dan Jokowi Atasi Masalah, Ada yang Ringkas dan Suka Rapat
Untuk diketahui, pidato Jokowi nanti akan menjadi pidato pertama Jokowi di Sidang Umum PBB sejak Jokowi menjabat sebagai Presiden pada 2014.
Di tahun-tahun sebelumnya, Jokowi selalu absen.
Dalam Sidang Majelis Umum PBB sebelumnya, Jokowi diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dikritik Politikus PDIP
Absennya Jokowi dalam sidang PBB secara terus menerus itu bahkan pernah dikritik oleh politikus PDIP, Effendi Simbolon.
Saat itu, Efendi menganggap jika Jokowi terus diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, suasana sidang umum PBB akan berbeda.
"Iya, harus involve. Kalau hanya Retno Marsudi atau Pak Jusuf Kalla, emosinya kan berbeda itu, tetapi lagi-lagi saya tidak tahu persis apa alasannya (Jokowi tak hadiri sidang PBB)," kata Effendi saat dihubungi wartawan, Senin (23/9/2019) sebagaimana diberitakan Kompas.com.
Baca: Sandiaga Turun Gunung Bantu Menantu Jokowi, Pengamat: Tanda Akhyar Masih Kuat di Medan
Menurut dia, sudah saatnya Presiden Jokowi berani berpidato di sidang umum PBB, khususnya soal posisi Indonesia di mata internasional.