Bukan soal Kemampuan, Ini Penyebab Jokowi Tak Pakai Bahasa Inggris saat Pidato di Sidang Umum PBB
Jokowi berpidato dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Rabu (23/9/2020) pagi dengan menggunakan Bahasa Indonesia
Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
Di pasal selanjutnya atau Pasal 17 (ayat) 1, diperjelas forum resmi yang dimaksud termasuk forum resmi PBB.
"Pidato resmi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 disampaikan dalam forum resmi yang diselenggarakan oleh:
a. Perserikatan Bangsa-Bangsa;
b. organisasi internasional; atau
c. negara penerima."
Selengkapnya Perpres No 63 Tahun 2019 bisa Anda akses di tautan ini: LINK
Poin-poin Pidato Jokowi di Sidang Umum PBB
Dalam pidato berdurasi sekira 10 menit itu, Jokowi menyinggung soal meningkatnya rivalitas dan perpecahan di tengah Pandemi Covid-19 hingga soal Palestina yang belum merdeka.
Berikut poin-poin Pidato yang disampaikan Jokowi dalam Sidang Majelis Umum PBB:
1. Singgung Masih Adanya Rivalitas dan Perpecahan di Tengah Pandemi
Dalam pidatonya, Jokowi menyinggung belum tercapainya dunia yang diimpikan, yakni dunia yang stabil, damai dan sejahtera.
Menurut Jokowi, konflik, kemiskinan dan kelaparan masih terus terjadi di berbagai belahan dunia.
Terlebih di masa Pandemi Covid-19, rivalitas dan perpecahan justru semakin tajam.
Baca: Berpidato Perdana di Sidang Umum PBB, Jokowi Sayangkan Adanya Rivalitas Penanganan Covid-19 di Dunia
Padahal, menurut Jokowi, dalam situasi Pandemi, semestinya semua bersatu padu.
"Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil dan sejahtera semakin sulit diwujudkan," kata Jokowi.
2. Sentil soal Palestina yang Belum Merdeka
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga menyinggung soal Palestina yang belum mendapatkan kemerdekaan.