Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Gatot Nurmantyo Diberhentikan Sebagai Panglima TNI Setelah Perintahkan Nobar Film G 30 S PKI

Gatot menyebut ada indikasi adanya kebangkitan komunisme atau yang ia sebut sebagai neo komunisme.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Cerita Gatot Nurmantyo Diberhentikan Sebagai Panglima TNI Setelah Perintahkan Nobar Film G 30 S PKI
Tribun Jateng/Yunan Setiawan
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo berfoto bersama setelah ziarah ke makam Sunan Kalijaga, Jumat (18/9/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Panglima TNI periode Juli 2015 hingga Desember 2017 Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mrngungkapkan sebelum ia dilantik sebagai Panglima TNI dirinya telah diminta Presiden Joko Widodo sebanyak tiga kali untuk menjadi orang nomor satu di TNI.

Gatot mengungkapkan ketika itu ia yang menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menolak tawaran tersebut.

Ia mengungkapkan ketika itu bukannya tidak ingin menjabat sebagai Panglima TNI melainkan menurutnya situasi tersebut tidaklah pas bagi dirinya untuk mengemban jabatan tersebut. 

Bahkan pada saat itu ia mengaku justru menyarankan Jokowi agar jabatan tersebut diberikan kepada Marsekal TNI (Purn) Agus Supriatna yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU).

"Karena kita sama-sama tahu begitu beliau (Jokowi) jadi presiden kan beliau hanya didukung sama rakyat. Di DPR beliau tidak punya partai," kata Gatot dalam Wawancara Khusus yang diunggah di kanal Youtube tvOneNews pada Kamis (24/9/2020).

Baca: Kader PDIP Kritisi Pernyataan Gatot Nurmantyo Soal Pergantian Jabatannya karena Putar Film G30S/PKI

Sebelumnya Gatot juga menceritakan pertemuan-pertemuannya dengan Ketua DPR RI pada saat itu yakni Setya Novanto (Setnov) sebelum ia dilantik sebagai Panglima TNI

Berita Rekomendasi

Gatot mengungkapkan suatu sore ia pernah "dijebak" temannya untuk melakukan pertemuan dengan Setnov di Singapura. 

Ia merasa "dijebak" ketika itu karena saat itu temannya mengajaknya hanya untuk makan di Singapura.

Dalam pertemuan itu, kata Gatot, Setnov bertanya kepadanya mengapa Gatot tidak menemui dirinya sebagai Ketua DPR untuk meminta dukungan sebagai Panglima TNI.

Gatot kemudian menjelaskan kepadanya sama seperti yang ia sampaikan ke Jokowi bahwa situasinya belum tepat. 

Dua pekan kemudian, kata Gatot, ia ditelpon oleh Setnov yang mengatakan telah mendapat surat dari Jokowi. 

Baca: Muhammadiyah Jateng Harap Jokowi Merenung 1-3 Hari untuk Putuskan Kebijakan Soal Pilkada Serentak

Isi surat tersebut, kata Gatot, Jokowi mengajukan Gatot sebagai Panglima TNI

"Beliau (Setnov) tanya, surat ini harus saya apakan? Saya jawab, ada dua Pak Ketua. Yang pertama sobek-sobek masuk kantong sampah. Yang kedua terserah Pak Ketua. Karena saya bukan tidak berkeinginan, situasi seperti itu jangan saya dulu, nanti," ungkap Gatot. 

Berdasarkan catatan Tribun, setelah dilantik menjadi Panglima TNI oleh Jokowi, Gatot mengeluarkan surat telegram Panglima TNI NR ST/1192/2017 tanggal 18 September 2017.

Surat telegram itu berisi perintah kepada jajaran TNI untuk menyelenggarakan kegiatan nonton bareng film Pengkianatan G 30 S/PKI bersama keluarga dan masyarakat.

Setelah mengeluarkan perintah itu, Gatot mengungkapkan seorang sahabatnya yang merupakan politisi senior di PDIP memperingatinya untuk berhenti melakukannya. 

"Saya sudah memerintahkan. Sahabat tersebut ketemu sama saya. Pak Gatot, hentikan kalau tidak saya tidak bisa menjamin, bisa dicopot. Itu sahabat saya mengingatkan seperti itu. Peringatan sahabat itulah yang meyakinkan saya, itu harus terus," kata Gatot. 

Baca: Istana Sebut Gatot Nurmantyo Kebablasan Kaitkan Pencopotan Panglima TNI dengan Film G30S/PKI

Terkait perintah tersebut, Gatot mengungkapkan ketika itu sebagai Panglima TNI ia tidak minta izin dari Presiden atau Menko Polhukam.

Menurutnya itu karena ia tidak perlu meminta izin dan perintah itu tidak melanggar hukum. 

"Apakah itu melanggar? Tidak. Buktinya presiden juga ikut nonton di Bogor," kata Gatot.

Gatot kemudian mengungkapkan alasannya mengeluarkan perintah tersebut. 

Berdasarkan pengamatannya ia mengindikasikan adanya kebangkitan komunisme atau yang ia sebut sebagai neo komunisme. 

Puncaknya, menurutnya terjadi pada tahun 2008 di mana ketika materi pelajaran sejarah terkait G 30 S PKI dihapus dari semua sekolah. 

Selain itu, kata Gatot, menurut survei 90 persen pemuda Indonesia tidak meyakini adanya Partai Komunis Indonesia (PKI).

Bahkan buktinya, kata Gatot, seorang jenderal TNI yang pada saat itu menjadi stafnya menceritakan tentang anaknya yang kuliah di Universitas Indonesia tidak tahu siapa DN Aidit yang merupakan tokoh PKI. 

Perintah tersebut, kata Gatot, utamanya bagi prajuritnya karena banyak prajuritnya yang berusia muda.

Ia yang ketika itu menjadi Panglima TNI tidak ingin ada prajuritnya yang tidak mengetahui sejarah kelam tentang PKI. 

"Pelajaran sejarah paling gampang ya dengan menyetel film. Kalau saya buat buku, siapa yang mau baca? Sehingga saya hanya mengingatkan bahwa Indonesia pernah ada sejarah kelam tahun1948. Hanya 13 hari tanggal 28 (18) sampai dengan 30 September 1948 tapi yang meninggal 1.920-an. Jangan sampai peristiwa kelam ini terjadi lagi," kata Gatot. 

Mengklarifikasi polemik pernyataan terkait pencopotannya yang tengah ramai saat ini, Gatot kemudian menegaskan jika ia tidak dicopot sebagai Panglima TNI karena perintah menonton film tersebut. 

Meski begitu, ia membuka kemungkinan hal tersebut bisa saja terjadi. 

"Jadi saya ulangi, saya dicopot bukan karena itu. Bisa saja terjadi seperti itu kan. Tapi saya tidak pernah mengatakan saya dicopot berdasarkan itu," kata Gatot. 

Sebelumnya, pernyataan Gatot terkait pencopotannya sebagai Panglima TNI menjadi polemik yang memancing banyak pihak berkomentar.

Pernyataan tersebut Gatot sampaikan dalam tayangan di kanal Youtube Hersubeno Point yang diunggah pada 21 September 2020.

Dalam tayangan tersebut Gatot menyampaikan sejumlah indikasi adanya kebangkitan komunisme yang ia temukan sepanjang berkarier di TNI.

Baca: Berita Duka: Sekda DKI Saefullah Meninggal karena Covid-19 di RSPAD Gatot Subroto

Gatot mengatakan indikasi-indikasi itulah yang menbuatnya mengeluarkan perintah menonton film tersebut. 

Dalam tayangan tersebut ia juga sempat menceritakan saat-saat sebelum pencopotannya.

"Pada saat menjadi Panglima TNI saya melihat itu semuanya. Maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton film G 30 S PKI. Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai, saya sebut saja partai PDI. Menyampaikan, Pak Gatot hentikan saja itu, kalau tidak Pak Gatot pasti akan diganti. Saya sampaikan terima kasih, tapi di situ saya gas karena ini adalah benar-benar berbahaya. Dan memang benar-benar saya diganti," ungkap Gatot dalam tayangan tersebut. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas