Harlah ke-65, Konfederasi Sarbumusi Refleksikan Kesejahteraan Buruh di Tengah Pandemi Covid-19
Berdirinya Sarbumusi adalah bagian dari pergerakan atas interaksi antara buruh dengan pengusaha, antara pekerja dengan pengusaha.
Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Banom NU, Konfederasi Sarekat Buruh Muslimin Indonesia (Konfederasi Sarbumusi) memperingati hari lahir (harlah) yang ke-65 tahun pada Jumat (25/9/2020).
Seperti diketahui, Harlah ke-65 Konfederasi Sarbumusi tahun ini dilakukan secara virtual, mengingat wabah Covid-19 belum mereda.
Mengangkat tema "Pekerja Sejahtera Indonesia Maju", Presiden Konfederasi Sarbumusi, Saiful Bahri Anshori mengatakan ini adalah momentum untuk merefleksikan seluruh gerakan Konfederasi Sarbumusi demi mewujudkan kesejahteraan buruh di seluruh Indonesia.
"Di tengah wabah Covid-19 yang melanda dunia, termasuk juga yang melanda Indonesia, Sarbumusi bersinergi dengan kebijakan pemerintah, berupaya mengoptimalkan program penanganan Covid-19 agar tepat sasaran," kata Saiful dalam keterangan yang diterima, Jumat (25/9/2020).
Ada 3 hal yang menjadi fokus Sarbumusi dalam penanganan Covid-19 kali ini, yakni mengawal secara hukum, menguatkan litigasi untuk pemerintah dan menertibkan perusahaan-perusahaan nakal, agar para pekerja tidak di-PHK secara sepihak.
"Sarbumusi juga mendukung penuh pemulihan ekonomi nasional. Dalam hal ini, Sarbumusi bisa ikut berperan aktif mendorong untuk memulihkan perekonomian nasional," katanya.
Di kesempatan yang sama, Sekjen Konfederasi Sarbumusi, Eko Darwanto mengaku merasa perlu mengenang kembali kiprah berdirinya Sarbumusi.
Seperti diketahui, Sarbumusi didirikan tanggal 19 Shafar 1375 H atau bertepatan 27 September 1955.
"65 tahun yang lalu, serikat buruh muslim Indonesia didirikan di pabrik gula Tulangan Sidoarjo Jawa timur. Di tempat itulah yang menjadi cikal bakal atas kelahiran serikat buruh muslim Indonesia," kata Eko.
Baca: Langkah Erick Thohir Gandeng PBNU untuk Percepat Pemulihan Ekonomi Ditanggapi Positif
Adapun berdirinya Sarbumusi, dikatakan Eko, adalah bagian dari pergerakan atas interaksi antara buruh dengan pengusaha, antara pekerja dengan pengusaha.
"Dalam tahun-tahun itulah, para pekerja kita yang tergabung dalam Sarikat Buruh Muslim Indonesia melakukan renungan atas hubungan industrial yang ada saat ini," katanya.
"Alhamdulillah, para pendiri kita telah berhasil melakukan konsolidasi atas keanggotaannya, di mana Sarikat Buruh Muslimin Indonesia adalah bagian dari Nahdlatul Ulama. Bagian perjuangan dari NU di mana buruh merupakan bagian terbesar dari kaum Nahdliyin," pungkasnya.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj, Ketua Dewan Pembina Sarbumusi Muhaimin Iskandar, Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco, dan Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid