Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Mantan Pimpinan Kelompok GAM Din Minimi Membina Putranya Rizki Hingga Menjadi Anggota TNI AD

Saat ini putranya itu sedang menjalani karantina di Mata Ie, sejak dinyatakan lulus 25 September 2020 lalu.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Cerita Mantan Pimpinan Kelompok GAM Din Minimi Membina Putranya Rizki Hingga Menjadi Anggota TNI AD
KIRIMAN DIN MINIMI/KOLASE SERAMBINEWS.COM
Foto (KIRI): Nurdin Ismail alias Din Minimi bersama anggota keluarga termasuk putranya yang lulus seleksi TNI-AD. (KANAN): Din Minimi bersama Pangdam IM Mayjen TNI Hassanuddin. 

Laporan Wartawan Serambi, Seni Hendri

TRIBUNNEWS.COM, IDIRizki Maulana (18) lulus Seleksi Sekolah Calon Bintara Prajurit Karier TNI – AD atau (Secaba PK) TNI AD tahun 2020. Kini dia resmi menjadi anggota TNI AD.

Rizki Maulana adalah putra pertama dari mantan pimpinan kelompok bersenjata di Aceh Timur, Din Minimi atau Nurdin bin Ismail Amat (41).

"Alhamdulillah lulus. Karena sudah kita perjuangkan sesuai dengan niat tulus kita," ungkap Din Minimi panggilan akrab Nurdin Ismail kepada Serambinews.com, Sabtu (26/9/2020) malam.

Din Minimi, mengatakan keinginan anaknya masuk TNI berdasarkan niatnya sendiri.

"Usai tamat sekolah katanya ingin jadi TNI. Lalu saya bina mental, fisik, dan kesehatannya. Alhamdulillah, atas niat tulusnya lulus jadi Anggota TNI. Saya tak bisa bayangkan," ungkap Din terharu.

Atas kelulusan anaknya menjadi anggota TNI, Din Minimi mengucapkan terimakasih atas dukungan berbagai pihak.

Foto (KIRI): Nurdin Ismail alias Din Minimi bersama anggota keluarga termasuk putranya yang lulus seleksi TNI-AD. (KANAN): Din Minimi bersama Pangdam IM Mayjen TNI Hassanuddin.
Foto (KIRI): Nurdin Ismail alias Din Minimi bersama anggota keluarga termasuk putranya yang lulus seleksi TNI-AD. (KANAN): Din Minimi bersama Pangdam IM Mayjen TNI Hassanuddin. (KIRIMAN DIN MINIMI/KOLASE SERAMBINEWS.COM)
Berita Rekomendasi

Terutama Pangdam Iskandar Muda (Pangdam IM) Mayjen TNI Hassanudin SIP MM, mantan Kepala BIN Sutiyoso yang telah memberikannya pencerahan, dan memfasilitasinya meletakan senjata 28 Desember 2015 lalu.

Termasuk dukungan Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Achmad Daniel Chardin kala itu.

Achmad Daniel Chardin yang saat ini berpangkat bintang dua atau Mayor Jenderal (Mayjen) dan menjabat Wadanpussenif Kodiklatad.

Dulu Daniel Chardin yang pernah berjanji kepada istrinya mendukung Rizki menjadi TNI untuk memperkuat keutuhan NKRI setelah tamat sekolah.

Saat ini anaknya, kata Din, sedang menjalani karantina di Mata Ie, sejak dinyatakan lulus 25 September 2020 lalu.

Baca: Kisah Anak Mantan Pejuang GAM di Peringatan 15 Tahun Damai Aceh, Ayahnya Ditembak Mati

Putraya itu akan menjalani mengikuti pendidikan di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam IM) pada 28 September 2020 mendatang.

Rizki, kata Din, anak pertama bersama istri tercintanya, Herlinawati.

Dua anaknya lagi yakni, Mahdalena kelas II SMP Julok, dan Miranda masih SD di Ladang Baro.

Sementara Rizki sendiri alumni SMA Buket Seuraja Julok, Aceh Timur yang tamat tahun 2020 ini.

"Kami sangat bahagia, termasuk neneknya. Mohon doanya semoga anak saya sukses dan sehat dalam menjalankan tugas nantinya," ungkap Din Minimi, yang mengaku rutinitasnya saat ini berkebun di Ladang Baro, Aceh Timur.

Aparat Ditreskrim Polda Aceh bersama anggota Polres Pidie, Kamis (21/5) mengevakuasi jasad anggota kelompok Din Minimi, Yusliadi bin Rusli (27) alias Mae Pong yang tertembak dalam kontak tembak antara TNI/Polri dengan kelompok bersenjata tersebut, Rabu (20/5) pukul 23.30 WIB di Desa Bayu Gintong, Kecamatan Grong-Grong, Pidie. Dalam peristiwa itu tiga orang tewas. SERAMBI/IDRIS ISMAIL
Aparat Ditreskrim Polda Aceh bersama anggota Polres Pidie, Kamis (21/5) mengevakuasi jasad anggota kelompok Din Minimi, Yusliadi bin Rusli (27) alias Mae Pong yang tertembak dalam kontak tembak antara TNI/Polri dengan kelompok bersenjata tersebut, Rabu (20/5) pukul 23.30 WIB di Desa Bayu Gintong, Kecamatan Grong-Grong, Pidie. Dalam peristiwa itu tiga orang tewas. SERAMBI/IDRIS ISMAIL (Dok. Serambinews.com)

Kisah Kepala BIN Temui Din Minimi

Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso menceritakan pengalamannya selama mencoba mendekati pimpinan kelompok bersenjata Din Minimi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan dia telah menjalin komunikasi melalui sambungan selular dengan Din Minimi selama satu bulan sebelum bertemu Senin (28/1/2015).

Nomor telepon Din Minimi didapat pria yang memiliki sapaan akrab Bang Yos dari pemonitor asing perdamaian Aceh, Juha Christensen.

Komunikasi diakui Bang Yos berlangsung secara intens, sampai akhirnya dia menyambangi Din Minimi di persembunyiannya.

Sutiyoso diberikan syarat hanya ditemani dua orang saat akan menemui Din Minimi.

Irwandi Yusuf dan Din Minimi
Irwandi Yusuf dan Din Minimi (Youtube)

Baca: BREAKING NEWS: Yusaini MS alias Abu Yus, Mantan Panglima GAM Aceh Barat Meninggal Dunia

Akhirnya Kepala BIN hanya membawa satu ajudan dan satu pengawal untuk datang ke tempat persembunyian Din Minimi.

Lokasi persembunyian mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka itu, digambarkan Sutiyoso, berada di tengah hutan dan sangat jauh dari keramaian.

"Dari bandara Lhokseumawe, tempat saya mendarat, masih sekitar tiga atau empat jam perjalanan," kata Sutiyoso di Sasana Manggala Praja Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (29/12/2015).

Selama perjalanan di dalam hutan Aceh yang berlangsung Senin (28/12/2015), Sutiyoso mengaku dia merasa terus dalam pantauan anak buah Din Minimi.

Beberapa kali, saat mendekati markas Din Minimi, Bang Yos juga mendapat cegatan dari kelompok eks GAM tersebut.

Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kementerian Pertahanan RI, Mayjen TNI Hartind Asrin (depan, kiri) mengunjungi Din Minimi (dua kiri) di tempat tinggalnya, di Gampong Ladang Baroe, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Selasa (19/1/2016). Hartind datang didampingi Presiden Direktur Pertagas Lhokseumawe, Teuku Khaidir TB Husein.
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kementerian Pertahanan RI, Mayjen TNI Hartind Asrin (depan, kiri) mengunjungi Din Minimi (dua kiri) di tempat tinggalnya, di Gampong Ladang Baroe, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Selasa (19/1/2016). Hartind datang didampingi Presiden Direktur Pertagas Lhokseumawe, Teuku Khaidir TB Husein. (Serambi Indonesia/Seni Hendri)

"Tapi saya ikut saja, itu sudah prosedur mereka," katanya.

Sesampai di camp Din Minimi, Sutiyoso menyebutkan dirinya diajak untuk berangkat ke rumah Din Minimi yang berada Desa Ladang Baro, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur.

Sesampai di rumah Din Minimi, keluarganya datang menghampiri dengan tangisan.

Hal itu terjadi karena Din dan keluarganya telah terpisah selama empat tahun karena lari dari kejaran pihak keamanan ke dalam hutan.

Di rumah Din Minimi, Sutiyoso menyebutkan, dijamu dengan baik.

Baca: Temui Jokowi, Eks Petinggi GAM Bahas MoU Helsinki

"Kami membicarakan masalah tersebut sambil makan-makan," kata Bang Yos.

Setelah pembicaraan berlangsung hingga larut malam, akhirnya Din Minimi dan Sutiyoso bersepakat.

Sutiyoso menerima penyerahan diri Din Minimi dan harus menyerahkan senjatanya.

Selasa (29/12/2015) pagi, Din Minimi melaksanakan apel bersama anak buahnya dan menyampaikan hasil diskusinya bersama Kepala BIN.

Anak buah Din Minimi, kata Bang Yos, tampak enggan menyerahkan senjata yang telah lama bersamanya.

Bang Yos yang merupakan seorang purnawirawan TNI, mengaku dapat memahami rasa enggan anak buah Din Minimi untuk menyerahkan senjata.

Nurdin bin Ismail Amat alias Din Minimi ditemui di rumahnya, di Gampong Ladang Baro, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Rabu (6/1/2016). Din Minimi menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), yang menepati janji untuk memberi amnesti atau pengampunan bagi dirinya dan para anggota kelompoknya yang berjumlah sekitar 150 orang.
Nurdin bin Ismail Amat alias Din Minimi ditemui di rumahnya, di Gampong Ladang Baro, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Rabu (6/1/2016). Din Minimi menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), yang menepati janji untuk memberi amnesti atau pengampunan bagi dirinya dan para anggota kelompoknya yang berjumlah sekitar 150 orang. (Serambi Indonesia/Seni Hendri)

"Senjata itu sudah ada bersama mereka selama empat tahun. Itu sudah seperti istri mereka," kata Bang Yos.

Beberapa anak buah Din Minimi juga tampak bersembunyi karena hendak menyerahkan senjatanya.

Senapan yang berjumlah 15 pucuk berjenis AK 47, disebut Bang Yos dalam keadaan sudah berkarat.

Penyerahan diri Din Minimi dianggap Kepala BIN usai penyerahan senjata.

Dia juga sempat menelepon Gubernur Aceh, Zaini Abdullah agar merangkul kelompok Din Minimi.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Anak Din Minimi Lulus Jadi Prajurit TNI AD, Segera Jalani Latihan di Rindam IM Mata Ie

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas