Pemerintah Didesak Lakukan Rekrutmen Relawan Antisipasi Lonjakan Kebutuhan Tenaga Medis
Kementerian Kesehatan dan Satgas Covid-19 diminta melakukan perbaikan manajemen penyiapan tenaga medis di seluruh Indonesia.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI fraksi PKS Netty Prasetiyani Heryawan meminta Kementerian Kesehatan dan Satgas Covid-19 untuk melakukan perbaikan manajemen penyiapan tenaga medis di seluruh Indonesia.
Hal itu penting lantaran angka kematian tenaga medis masih terus mengalami peningkatan.
Demikian disampaikan Netty merespons curhatan Dokter Spesialis Paru Faisal Rizal Matondang menyampaikan keluhan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang kekurangan tenaga medis dalam menangani Covid-19 di tempatnya bekerja, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
"Sejak awal saya sudah mengingatkan, jangan sampai kita mengalami krisis seiring banyaknya dokter meninggal dunia dan terjadinya lonjakan pasien Covid-19," kata Netty kepada Tribun, Selasa (29/9/2020).
"Sayangnya, saya menilai Satgas Covid-19 dan Kemenkes belum juga melakukan perbaikan sistem manajemen penyiapan dokter dan nakes guna mengantisipasi lonjakan kasus tersebut," imbuhnya.
Baca: 30 Tenaga Medis di Sorong Positif Covid-19, Sebanyak 3 Puskesmas dan 1 Rumah Sakit Tutup
Baca: Menko Perekonomian: Tenaga Medis dan Kesehatan Jadi hal yang Krusial untuk Dijamin Negara
Baca: Seorang Tenaga Medis di RSMH Palembang Meninggal Dunia Kena Covid-19, Sudah Mengabdi Selama 35 Tahun
Netty juga menagih janji Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang pernah menyebut masih banyak tenaga medis yang telah disiapkan pemerintah sekitar 3500 dokter internship.
"Kita harus menagih apa yang disampaikan oleh Menkes bahwa ada 3 ribu lebih tenaga kesehatan cadangan. Nah, sekarang di mana mereka saat rumah sakit sudah mulai krisis tenaga?," ucapnya.
Netty menyarankan pemerintah untuk memaksimalkan rekrutmen relawan medis guna mengantisipasi lonjakan kebutuhan tenaga medis di Tanah Air.
Sebab, pandemi Covid-19 ini belum diketahui hingga kapan berakhir.
"Sistem rekrutmen relawan medis dan nakes dilakukan dengan pendekatan antisipatif. Dari perjalanan kasus sejak Maret 2020 dengan melihat semua faktor terkait, sudah dapat diprediksi pergerakan pandemi ke depannya," ujar Netty.
"Dengan demikian, sistem rekruitmen tenaga medis dan nakes lainnya harus dilakukan secara sistematis, terencana, terus menerus dan melibatkan sebanyak mungkin organisasi profesi kesehatan. Jangan biasakan tiba masalah, baru tiba pemikiran mencari solusi," kata Netty.
Pemerintah, lanjut Netty, harus gencar melakukan sosialisasi dalam perekrutan relawan.
Seluruh komponen kekuatan bangsa khususnya tenaga medis harus diajak bicara untuk bersama-sama dalam menangani Covid-19.
"Kalau perlu mahasiswa kedokteran dengan level yang tertentu juga harus diajak terlibat. Ini sudah pernah dicontohkan negara luar, salah satunya Kuba yang memberdayakan mahasiswa kedokteran dengan tetap didampingi oleh dokter profesional," pungkas Netty.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.