Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Kasus Melonjak, Tenaga Ahli Mundur: Rapor Luhut Menangani Corona Selama Dua Pekan

Selasa (29/9/2020) kemarin adalah batas terakhir bagi Luhut dan Doni Monardo menekan kasus Covid-19 di 9 provinsi.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kasus Melonjak, Tenaga Ahli Mundur: Rapor Luhut Menangani Corona Selama Dua Pekan
ist
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan 

Kita berada di bawah angka global untuk kasus aktif," ucap Doni dalam konferensi pers di akun Youtube
Sekretariat Presiden, Senin (28/9/2020).

Sementara tingkat kematian yang semula 4 persen pada 13 September turun menjadi 3,8 persen pada 27 September. Angka ini masih berada di atas rata-rata kematian dunia sebesar 3,02 persen.

"Angka kematian terus menurun meski masih di atas rata-rata global. Artinya peningkatan kapasitas layanan RS khususnya menangani pasien gejala berat, kritis, masih perlu ditingkatkan," katanya.

Untuk angka kesembuhan, lanjut Doni, juga diklaim meningkat. Dari data menunjukkan, angka kesembuhan sebesar 71 persen pada 13 September meningkat menjadi 73,8 persen pada 27 September.

Angka ini selisih tipis dengan rata-rata dunia yakni 73,85 persen.

"Angka kesembuhan naik dari minggu sebelumnya menjadi 73,8 persen akibat kasus aktif turun dalam seminggu terakhir," ujar Doni.

Doni menegaskan bahwa sejak memimpin penanganan covid-19 di sembilan prioritas, Luhut rutin memimpin rapat koordinasi dengan tiap kementerian/lembaga dan pakar epidemiologi terkait penanganan covid-19.

Berita Rekomendasi

Dalam rapat itu, pihak Kementerian Kesehatan juga menyusun prosedur standar terkait penanganan covid-19 untuk diikuti seluruh rumah sakit.

"Sudah dibuatkan juga SOP untuk rujukan ke seluruh pimpinan rumah sakit agar bisa mengikuti SOP yang disusun Kemenkes," tuturnya.

Tim ahli Mundur

Selain kasus yang cenderung naik, penanganan Covid-19 selama dua pekan terakhir juga diwarnai dengan mundurnya sejumlah tenaga ahli dari Satgas Penanganan Covid-19.

Salah satunya adalah Guru Besar Universitas Indonesia, Akmal Taher, yang memilih mundur sebagai Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 karena merasa pemerintah kurang serius melakukan kewajiban 3T atau testing, tracing, dan treatment ke masyarakat.

"Kita kan harapannya testing, tracing itu lebih banyak, bagusnya kan seperti itu yang harus kita kerjakan, usulan dari pakar seperti itu, memang ada tanda-tanda mau ke sana, cuma tidak seperti yang kita harapkan gitulah, saya kira mesti lebih bagus kita kerjakan dari luar," kata Akmal .

Selain Akmal, kemarin dr Lula Kamal juga mundur sebagai Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19, alasannya dia tidak bisa bekerja full time di Satgas karena masih mempunyai kewajiban di tempat lain.(tribun network/fik/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas