Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei SMRC: ISIS dan LGBT Lebih Tidak Disukai Publik Ketimbang Komunis

berdasarkan survei tersebut kelompok yang paling tidak disukai warga adalah ISIS dengan persentase 23 persen.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Survei SMRC: ISIS dan LGBT Lebih Tidak Disukai Publik Ketimbang Komunis
Ilustrasi dan Instagram/@satpolpppadang
Satpol PP Kota Padang meringkus 10 wanita yang diduga memiliki perilaku menyimpang lesbian di dua lokasi pada Minggu (4/11/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Mei 2018 sampai April 2019 lalu menyimpulkan kelompok Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) dan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) lebih tidak disukai ketimbang komunis.

Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas mengatakan berdasarkan survei tersebut kelompok yang paling tidak disukai warga adalah ISIS dengan persentase 23 persen.

Sedangkan pada urutan kedua adalah kelompok LGBT dengan persentase 15,3 persen.

Sirojudin menyampaikan hasil survei tahun lalu tersebut untuk memberikan gambaran tentang isu-isu terkait dengan survei bertajuk Sikap Publik Atas Kebangkitan PKI yang dirilis secara virtual pada hari ini Rabu (30/9/2020).

"Kita cek ternyata urutan tertingginya warga menyebutkan yang paling tidak disukai itu adalah ISIS 23 persen yang kedua LGBT 15,3 persen, lalu komunis 14 persen. Ini menarik juga karena mirip dengan temuan survei minggu lalu, dan orang yang tidak percaya Tuhan alias ateis 11,5 persen," kata Sirojudin.

Ia juga menjelaskan secara umum trend isu kelompok paling tidak disukai masyarakat dari Mei 2018 sampai Bulan April 2019.

Ternyata, kata Sirojudin, menurut hasil survei tersebut 36 persen warga tidak menyukai kelompok ISIS pada Mei 2018.

Kemudian persentase tersebut menurun di September 2018 menjadi 23 persen dan selanjutnya stabil di kisaran 21 sampai 24 persen sampai pada April 2019.

Ilustrasi
Ilustrasi (KOMPAS/DIDIE SW)
Berita Rekomendasi

"Sedangkan kelompok yang lain LGBT, Komunis, dan Yahudi relatif stabil. LGBT di kisaran 13 sampai 15 persen, sementara PKI antara 13 sampai 14 persen. Kelihatannya tidak banyak berubah sampai temuan survei kita minggu lalu," kata Sirojudin.

Baca: Warga yang Setuju Sedang Terjadi Kebangkitan PKI Relatif Tidak Banyak dan Tetap dari Waktu ke Waktu

Sirojudin menjelaskan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada warga pada saat itu ada dua.

Pertama, dalam masyarakat kita biasa ditemukan ada warga yang tidak suka lada kelompok tertentu, bagaimana dengan Ibu/Bapak sendiri, apakah ada dari kelompok-kelompok berikut yang paling tidak disukai?

"Kemudian kalau ada nama kelompok lain yang tidak tertulis di daftar tersebut, tolong disebutkan," kata Sirojudin.

Sebelumnya SMRC merilis hasil survei berjudul Sikap Publik Atas Isu Kebangkitan berdasarkan temuan survei nasional yang dislenggarakan pada 23 sampai 26 September 2020.

Sirojudin menyampaikan sejumlah kesimpulan dari survei tersebut secara virtual pada Rabu (30/9/2020).

"Kesimpulannya saya bacakan saja, bahwa warga yang setuju bahwa sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI ini relatif tidak terlalu banyak dan tetap dari waktu ke waktu. Hanya 36 persen yang tahu pendapat sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI di tanah air. Dari yang tahu, sekitar 36 persen atau 14 persen dari populasi setuju dengan pendapat tersebut dan 61 persen atau 22 persen dari populasi tidak setuju," kata Sirojudin.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas