Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Moeldoko soal Ancaman Kebangkitan PKI yang Digaungkan Gatot Nurmantyo: Jangan Berlebihan

menurut Moeldoko jangan berlebihan dalam menanggapi sesuatu, karena dapat menimbulkan ketakutan. Termasuk mengenai dugaan ancaman kebangkitan PKI

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kata Moeldoko soal Ancaman Kebangkitan PKI yang Digaungkan Gatot Nurmantyo: Jangan Berlebihan
Seno Tri Sulistiyono/Tribunnews.com
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kepala Staf Presiden Moeldoko angkat bicara mengenai pernyataan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang menyebut adanya ancaman kebangkitan PKI.

Menurut Moeldoko yang juga menjabat Panglima TNI sebelum Gatot, ancaman kebangkitan PKI tidak mungkin datang secara tiba-tiba.

"Saya sebagai pemimpin yang dilahirkan dari akar rumput bisa memahami peristiwa demi peristiwa. Mengevaluasi peristiwa demi peristiwa. Tidak mungkin datang secara tiba tiba. Karena spektrum itu terbentuk dan terbangun tidak muncul begitu saja," kata Moeldoko dalam wawancara KSP, Kamis, (1/10/2020).

Oleh karena itu menurut Moeldoko jangan berlebihan dalam menanggapi sesuatu, karena dapat menimbulkan ketakutan. Termasuk mengenai dugaan ancaman kebangkitan PKI.

"Jadi jangan berlebihan sehingga menakutkan orang lain. Sebenarnya bisa saja sebuah peristiwa besar itu menjadi komoditas untuk kepentingan tertentu," kata Moeldoko.

Purnawirawan Jenderal bintang empat itu mengatakan bahwa terdapat dua pendekatan dalam membangun kewaspadaan. Pertama yakni kewaspadaan yang dibangun untuk menenteramkan dan kedua kewaspadaan yang menakutkan.

"Bedanya disitu. Tinggal kita melihat kepentingannya. Kalau kewaspadaan itu dibangun untuk menenteramkan maka tidak akan menimbulkan kecemasan. Tapi kalau kewaspadaan itu dibangun untuk menakutkan, pasti ada maksud-maksud tertentu. Nah! Itu pilihan-pilihan dari seorang pemimpin," katanya.

Berita Rekomendasi

Ia sendiri menurut Moeldoko lebih memilih kewaspadaan untuk menenteramkan. Apalagi di tengah Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

"Yang terjadi saat ini, menghadapi situasi saat ini apalagi di masa pandemi, membangun kewaspadaan yang menenteramkan adalah sesuatu pilihan yang bijak," pungkasnya.

Baca: Jenderal Gatot dan Komandan Kodim Jaksel Sempat Adu Mulut di TMP Kalibata, Ini Pemicunya

Sebelumnya Mantan Panglima TNI yang juga Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo menduga tentang bangkitnya komunisme di Indonesia.

Gatot menyebut, bangkitnya Partai Komunis Indonesia gaya baru, terendus semenjak tahun 2008.Saat itu, Gatot mendapatkan berbagai informasi tentang adanya gerakan tersebut.

"Saya mengamati tentang kemungkinan-kemungkinan bangkitnya gerakan Partai Komunis Indonesia gaya baru. Ini diawali sejak 2008," ujar Gatot dikutip Wartakotalive.com dari channel Youtube Hersubeno Arief, Rabu (23/9/2020).

Meski demikian, saat itu Gatot tidak bisa menyampaikan informasi itu secara terang-terangan."Setelah saya mendapat informasi-informasi, sehingga saya memaksakan membungkus semua gerakan ini dengan proxy war. Karena belum saatnya saya membuka gerakan mereka. Memang gerakan ini tidak bisa dilihat bentuknya, tetapi dirasakan bisa.

Dandim Jakarta Selatan Kolonel inf Ucu Yustia berdialog dengan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo di Taman Makam Pahlawan, Rabu (30/9/2020).
Dandim Jakarta Selatan Kolonel inf Ucu Yustia berdialog dengan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo di Taman Makam Pahlawan, Rabu (30/9/2020). (Warta Kota/Feryanto Hadi)

Gatot menyebut, terjadi penyusupan gerakan komunisme di Indonesia.Ia mencium itu dari sejumlah fenomena yang terjadi sejak 2008.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas