Seluruh Pejabat dan Karyawan Kementerian Desa PDTT Wajib Kenakan Batik Sebulan Penuh
Gerakan ini digelar dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengenakan pakaian batik setiap hari selama satu bulan yang disebut dengan Bulan Swadesi.
Menteri Abdul Halim Iskandar mengatakan, hal ini merupakan bagian dari gerakan "Yang Terbaik, Yang Terbatik" oleh Kemterian Desa PDTT.
Gerakan ini digelar dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober.
"Sejak 25 Sepetember yang lalu, kita juga mewajibkan seluruh keluarga besar Kementerian Desa PDTT, termasuk para pendamping tingkat nasional, provinsi, Kabupaten, kecamatan maupun desa," ujar Abdul Halim Iskandar dalam konferensi pers virtual dalam aplikasi Zoom dan disiarkan di Channel Youtube Abdul Halim Iskandar, Jumat (2/10/2020).
Abdul Halim Iskandar juga mengajak para kepala desa untuk memakai baju Batik selama sebulan penuh dari September sampai Oktober 2020.
"Ini juga dalam rangka meningkatkan rasa kecintaan kita terhadap budaya Indonesia yang luar biasa ini yakni Batik. Hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki ciri khas sendiri pada Batiknya," jelas Abdul Halim Iskandar.
Dia menjelaskan, ini bagian dari tugas Kementerian Desa PDTT untuk melakukan indentifikasi Batik-Batik yang memiliki kekhasan masing-masing kearifan lokalnya dengan segala filosofi yang ada di dalamnya.
Abdul Halim melanjutkan, pihaknya mengangkat tema "Yang Terbaik Yang Terbatik" untuk membumikan batik khas bangsa Indonesia.
Baca: Hari Ini Hari Batik, Ini Jejak Sejarah Batik, Dari Zaman Mesir Kuno Hingga Era Penyebaran Islam
Dalam rangka itu pula, Kantor Kementerian Desa PDTT juga 'bersolek' dengan atribusi batik pada dinding-dinding gedung. Termasuk pelataran parkir di Kemendes PDTT pun telah dihiasi dengan nuansa batik.
Bahkan semua mobil dinas milik Kemendes PDTT dibranding batik dengan berbagai motif khas berbagai daerah di Indonesia.
"Dan tangga menuju ruangan saya juga ada gambar Batiknya. Jadi setiap motif Batiknya akan ada barcodes. Di mobil-mobil pejabat Kementerian Desa PDTT juga ada barcodesnya," ujarnya.
"Kenapa ada barcodesnya? Supaya siapa pun yang tertarik mendalaminya bisa langsung scan barcodenya yang akan diberikan deskripsi terkait dengan Batik itu. Dijelaskan sedemikian rupa di situ," jelasnya.
Melalui gerakan ini Menteri Desa berharap, ada peningkatan daya beli masyarakat terhadap produk Batik. Karena pada awal pandemi Covid-19, sempat terjadi penurunan pembelian.
"Mudah-mudahan dengan gerakan ini tingkat pembelian produk Batik di seluruh Indonesia bisa mengalami peningkatan. Karena terhadap Batik kita peduli dan kita beli," ucapnya.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.