BMKG: Ada Potensi Karhutla di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur
"Pada tujuh hari ke depan ada daerah-daerah yang berpotensi karhutla seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur," ucap Fachri.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masih terdapat potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah di Pulau Jawa dalam periode tujuh hari ke depan.
Berdasarkan Sistem Peringatan Dini dan Kebakaran Hutan BMKG, sejumlah daerah yang berpotensi mengalami karhutla di antaranya Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab dalam media briefing KLHK bertajuk 'Antisipasi Pengendalian Kebakaran Hutan di Pulau Jawa', Selasa (6/10/2020).
"Pada tujuh hari ke depan ada daerah-daerah yang berpotensi karhutla seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur," ucap dia.
Analisis dan prediksi BMKG terkait potensi karhutla di Pulau Jawa ini sangat dinamis karena yang dilihat adalah faktor meteorologi.
Fachri mengatakan, dalam pantauan meteorologi BMKG untuk periode 6-11 Oktober 2020, daerah yang sangat mudah mengalami karhutla ada di wilayah Selatan Banten.
Di Jawa Barat risiko karhutla tertinggi berada di pesisir utara.
Untuk Jawa Tengah ada di daerah timur dan pesisir utara.
"Masih ada potensi mudah terjadi kebakaran dan di Yogyakarta terutama di bagian Timur," ujar Fachri.
Sedangkan untuk Jawa Timur, BMKG melihat masih banyak daerah yang memiliki risiko karhutla seperti di daerah utara.
BMKG memprakirakan curah hutan di wilayah Pulau Jawa pada Oktober 2020 umumnya berada pada kategori rendah sampai menengah.
Pada November-Desember 2020 curah hujan umumnya pada kategori menengah dan tinggi.
"Terkait fenomena La Nina di Indonesia, Fachri mengatakan saat ini terdapat indikasi La Nina dengan intensitas moderat dan diperkirakan akan terus berkembang sampai dengan akhir tahun 2020," kata dia.
Baca: Kasus Karhutla, 139 Orang Telah Ditetapkan Jadi Tersangka Sejak Awal 2020
Menurut dia, akhir tahun 2020 La Nina akan mencapai puncaknya dan kemudian akan meluruh pada periode Januari-Februari 2021.
"Yang perlu diwaspadai kondisi La Nina ini secara historis kita analisis berpotensi meningkatkan akumulasi curah hujan di Indonesia, bisa mencapai sekitar 40 persen dari rata-rata peningkatannya. Ini perlu kita waspadai dampaknya," pungkas dia.