Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Katarak Penyebab Kebutaan Tertinggi di Indonesia

Sasaran populasi usia di atas 50 tahun diketahui angka kebutaan mencapai 3 persen. Dari angka tersebut katarak penyebab tertinggi.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Katarak Penyebab Kebutaan Tertinggi di Indonesia
Tribunnews/Irwan Rismawan
Pasien melakukan cek mata katarak di Lab Prodia Senior Health, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Memasuki usia genap 2 tahun, Prodia Senior menyelenggarakan Low Back Pain #BebasGerak Hidup Sehat, yakni kegiatan seminar kesehatan dan pemeriksaan gratis. Pemeriksaan ini meliputi pengecekan body postural untuk mengetahui fleksibilitas otot tulang belakang dan paha belakang, pemeriksaan kulit kepala, hingga pemeriksaan gula darah dan katarak. Tribunnews/Irwan Rismawan 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto menyebut katarak merupakan penyebab tertinggi kebutaan sekitar 81 persen.

Achmad Yurianto menjelaskan, survey Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan Balitbangkes di 15 provinsi yakni di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTT, NTB, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.

"Sasaran populasi usia di atas 50 tahun diketahui angka kebutaan mencapai 3 persen. Dari angka tersebut katarak merupakan penyebab tertinggi sekitar 81 persen,'' katanya, di Jakarta, Selasa (6/10/2020).

Menurut perwakilan Perdami, Aldiana Halim di Indonesia terdapat 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan, 1,6 juta menderita kebutaan, 6,4 juta menderita gangguan penglihatan sedang dan berat.

Baca: Katarak Bisa Menyerang di Semua Usia, Begini Cara Pencegahan dan Penanganannya

''Dari kasus kebutaan itu memang terbanyak disebabkan oleh katarak sebanyak 81,2 persen. Diperkirakan ada sekitar 1,3 juta penduduk Indonesia yang buta karena katarak,'' tutur Aldiana.

Ia menambahkan katarak tidak bisa lagi dilihat sebagai kasus yang biasa saja mengingat banyak kasus, terlebih banyak juga masyarakat yang tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan.

Ratmah (kanan) ditemani oleh Caskem (kiri) saat mengikuti operasi katarak gratis di RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung, Bandung, Selasa (10/3/2020) siang. (Tribunnews/Dea Duta Aulia)
Ratmah (kanan) ditemani oleh Caskem (kiri) saat mengikuti operasi katarak gratis di RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung, Bandung, Selasa (10/3/2020) siang. (Tribunnews/Dea Duta Aulia) (Tribunnews/Dea Duta Aulia)
Berita Rekomendasi

Gangguan penglihatan berat, sedang, maupun kebutaan disebabkan sebagian besar oleh katarak sehingga mengintensifkan operasi katarak menjadi cara untuk menurunkan prevalensi kebutaan dan gangguan penglihatan.

Aldiana menambahkan, Indonesia memerlukan dana sebesar Rp.13 triliun untuk mengoperasi seluruh penderita katarak.

"Dengan menginvestasikan sekitar Rp.13 triliun itu, maka perekonomian akan tumbuh 14 kali lipatnya," kata dia.

Namun demikian distribusi gangguan penglihatan ini tidak merata. Beban lebih besar terjadi pada daerah pedesaan.

Hari Penglihatan Sedunia kali ini menekankan pada kepedulian semua pihak terhadap kebutaan dan gangguan penglihatan lainnya.

Tahun ini Hari Penglihatan Sedunia mengusung tema 'Mata Sehat Indonesia Maju'.

Direktur RS Mata Cicendo dr. Irayanti mengatakan katarak itu paling tinggi penyebab kebutaan dan ini bisa diatasi dengan melakukan operasi katarak.

''Ini (kasus gangguan penglihatan) yang paling banyak di Indonesia dan karena itu Indonesia menjadi salah satu negara yang tinggi angka kebutaannya,'' ucap dr. Irayanti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas