Ditembak Gas Air Mata, Pendemo Justru Salami dan Peluk Polisi: Dengar Musuh Kita Bukan Polisi!
Entah kenapa, mungkin karena lelah 'berperang' melawan polisi yang terus menghalau agar massa pendemo mundur, tiba-tiba mereka menghampiri pak polisi
Editor: Johnson Simanjuntak
![Ditembak Gas Air Mata, Pendemo Justru Salami dan Peluk Polisi: Dengar Musuh Kita Bukan Polisi!](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/demo-uu-cipta-kerja-berlangsung-ricuh_20201008_232126.jpg)
Aparat kepolisian sempat membuat tameng atau sekat yang akhirnya jebol akibat amukan massa dalam demo penolakan UU Cipta Kerja.
Peristiwa itu terjadi di Kawasan Niaga Industri Jalan Daan Mogot Kilometer 19 Kecamatan Batuceper Kota Tangerang, Kamis (8/10/2020).
Massa mengamuk lantaran tak diberi akses menuju Gedung DPR di Jakarta pada pukul 13.00 WIB.
Kepala Bagian Ops Polres Metro Tangerang Kota AKBP Ruslan menceritakan kronologi jebolnya sekat yang dibuat oleh aparat.
"Jadi awalnya terjadi lemparan batu saat kami lakukan penyekatan," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Kamis.
Tidak lama kemudian, penyekatan yang dilakukan oleh polisi semakin terdesak karena ternyata masa aksi tidak hanya datang dari depan, tetapi juga dari belakang.
![Demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di depan Gedung Grahadi berakhir ricuh, di Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/10/2020). Polisi menembakkan gas air mata untuk memukul mundur para pengunjuk rasa yang merusak fasilitas Gedung Grahadi Surabaya. Surya/Ahmad Zaimul Haq](https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/aksi-tolak-uu-cipta-kerja-di-surabaya-berujung-rusuh_20201009_114026.jpg)
Saat itu, posisi sekat berada di pintu gerbang Pusat Niaga Industri, di dalam Pusat Niaga ada massa aksi, juga di luar yang menyambung langsung dengan Jalan Daan Mogot.
"Jadi kami ada di tengah-tengah masa yang dari arah belakang dan dari depan. Jadi kami dikepung," tutur Ruslan.
Akhirnya polisi membuka blokade yang dibuat karena kekhawatiran akan terjadi kericuhan apabila masa yang mulai mengamuk tidak dibiarkan untuk berjalan.
"Jadi atas perintah atasan sudah lepas aja biar tidak terjadi kerusuhan," kata dia.
Ruslan mengatakan, pertimbangan Kapolres untuk melepas blokade tersebut karena melihat situasi banyak pertokoan dan warga sipil yang berlalu lalang di Jalan Daan Mogot saat itu.
"Agar tidak terjadi pengerusakan terhadap fasilitas umum ataupun (keselamatan) masyarakat," ujar Ruslan.
![Petugas kepolisian berpakaian preman mengamankan pengunjuk rasa saat aksi menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law di depan Gedung DPRD Sumut, Medan, Kamis (8/10/2020). Aksi demontrasi dari berbagai lembaga di Medan tersebut berujung bentrok dengan aparat kepolisian.](https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/polrestabes-medan-amankan-pengunjuk-rasa-tolak-uu-cipta-kerja.jpg)
Baca: Lemparan Batu Para Pendemo Dibalas Gas Air Mata Aparat di sekitar Jalan Malioboro
Seperti diketahui aksi serikat buruh di Tangerang sendiri berjalan sejak 5 Oktober lalu hingga hari ini.
Mereka merencanakan aksi terbesar hari ini dan berencana akan mengepung gedung DPR-RI untuk mendesak UU Cipta Kerja untuk segera dicabut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.