Ditembak Gas Air Mata, Pendemo Justru Salami dan Peluk Polisi: Dengar Musuh Kita Bukan Polisi!
Entah kenapa, mungkin karena lelah 'berperang' melawan polisi yang terus menghalau agar massa pendemo mundur, tiba-tiba mereka menghampiri pak polisi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja yang telah disahkan DPR RI awal pekan lalu merebak di berbagai daerah beberapa hari belakangan ini.
Bentrok antara massa pengunjukrasa dengan aparat kepolisian pun tak terelakkan, sehingga terjadilah 'jual beli' lemparan batu dengan tembakan gas air mata.
Entah kenapa, mungkin karena lelah 'berperang' melawan polisi yang terus menghalau agar massa pendemo mundur, tiba-tiba mereka menghampiri pak polisi dan mengajak berdamai.
Seperti yang disiarkan langsung Kompas TV, Kamis (8/10/2020) massa demonstrasi tolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, ramai-ramai menghampiri polisi tanpa perlawanan.
Dalam siaran langsung Kamis petang itu, massa tampak menyalami para polisi, tak sedikit pula yang memeluk aparat.
Padahal, sebelumnya, antara polisi maupun massa di Harmoni sempat terlibat baku serang selama kurang lebih 1 jam.
Polisi menembaki massa dengan gas air mata, sedangkan massa mencoba melawan dengan melemparkan batu ke arah barikade polisi.
Baca: Demo Tolak UU Cipta Kerja di Sumut Ricuh, Sebanyak 34 Polisi Terluka, 231 Orang Kini Diamankan
Bahkan, ketika menghampiri polisi, sejumlah anggota massa demonstrasi berteriak ke arah kamera Kompas TV.
"Kami cuma pengin ngomong, dengar!" seru salah satu dari pengunjuk rasa. "Musuh kita bukan polisi!" sahut yang lain.
"Polisi mengayomi, bukan nembak!" seru salah satu lagi.
Beberapa anggota massa berteriak sambil bernyanyi "mari pulang, marilah pulang", namun beberapa lainnya bertahan di lokasi.
Bentrok di Belakang Istana Merdeka
Bentrokan antara polisi dan massa aksi unjuk rasa tolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja masih terjadi di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020).
Bentrokan yang semula pecah di belakang Istana Merdeka, kini bergeser ke arah Jalan Suryo Pranoto.