TGPF Intan Jaya Belum Temukan Saksi Mata Peristiwa Pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani
Benny Mamoto mengatakan sejauh ini pihaknya hanya menemui saksi-saksi yang berada di lokasi pembunuhan setelah kejadian.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski telah menemui dan mewawancara langsung istri dan keluarga Pendeta Yeremia Zanambani serta mengajak mereka untuk ke tempat kejadian perkara tewasnya Yeremia, namun Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Intan Jaya belum menemukan adanya saksi yang melihat langsung peristiwa atau saksi mata tewasnya Yeremia.
Ketua Tim Investigasi Lapangan TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto mengatakan sejauh ini pihaknya hanya menemui saksi-saksi yang berada di lokasi pembunuhan setelah kejadian.
Hal itu disampaikan Benny saat konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Rabu (21/10/2020).
"Soal saksi mata, tugs tim sangat terbatas waktunya sehingga kami maksimalkan olah TKP yang dua anggota jadi korban, kemudian TKP Pendeta Yeremia, kemudian juga kami datang ke makam almarhum ke kediaman almarhum, nah sejauh ini belum ada saksi mata yang lihat langsung kejadian. Yang ada adakah pasca kejadian. Ketika sang istri nunggu suami tidak pulang-pulang akhirnya cek ke kandang babi ditemukan kondisi itu," kata Benny.
Namun demikian ia mengaku bersyukur TGPF telah membangun kepercayaan dengan keluarga Yeremia sehingga mereka mau untuk memberi informasi seaindanya ada perkembangan.
Ia pun mengapresiasi para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang telah membantu tim membuka ruang dialog dengan keluarga Yeremia.
Baca juga: BREAKING NEWS: TGPF Intan Jaya Duga Ada Oknum Aparat Terlibat Tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani
"Kita tidak tahu nanti perkembangan berikutnya, karena kita juga setelah membangun trust dengan keluarga dan tokoh-tokoh setempat mereka sepakat ingin beri info seandainya ada perkembangan," kata Benny.
Benny menyampaikan dalam proses investigasi tersebut pihaknya telah mencoba mendengar dari seluruh pihak terkait dengan peristiwa tewasnya Yeremia pada 19 September 2020.
Hal tersebut dilakukan untuk membuka ruang kemungkinan seluas-luasnya atas segala kemungkinan siapa pelaku pembunuhan Yeremia yang sebenaenya mengingat muncul saling tuding antara pihak TNI dan KKSB terkait pelaku pembunuhan tersebut.
"Jadi ketika turun tidak langsung pakai kacamata kuda ke satu pihak. Tidak. Semua pihak kita dengar, semua pihak kita ajak bicara, semua pihak kita mintai data dan infonya. Sekali lagi berkat pendekatan kultural yang dilakukan oleh tokoh agama dan masyarakat kami sangat terbantu," kata Benny.
Diberitakan sebelumnya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Intan Jaya menemukan adanya dugaan keterlibatan oknum aparat dalam kasus tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani pada 19 September 2020 lalu.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD selaku penanggung jawab tim tersebut mengungkapkan dugaan tersebut didasarkan pada informasi dan fakta yang ditemui tim di lapangan.
Mahfud mengatakan informasi dan fakta yang mengarah ke dugaan tersebut telah termuat di dalam laporan TGPG Intan Jaya yang telah diterimanya.
Informasi dan fakta tersebut di antaranya nama terduga pelaku, jumlah terduga pelaku, serta informasi detil lainnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.