Belum Ditemukannya Saksi Mata Tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani Bukan Kendala Pengungkapan Kasus
Tidak jadi persoalan, adanya saksi mata atau tidak, tapi secara tidak langsung bukti-bukti selain saksi mata itu juga bisa diperdalam oleh penyidik
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum ditemukannya saksi yang melihat langsung atau mata peristiwa tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani pada 19 September 2020 lalu oleh Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Intan Jaya dinilai bukan kendala bagi penyidik kepolisian untuk menemukan pelaku pembunuhan tersebut.
Kepala Divisi Pembelaan HAM KontraS Arif Nur Fikri menilai hal itu karena penyidik kepolisian bisa mendalami identitas terduga pelaku dalam persitiwa tewasnya Pendeta Yeremia melalui pendalaman terhadap bukti-bukti lain yang ditemukan.
"Tidak jadi persoalan, adanya saksi mata atau tidak, tapi secara tidak langsung bukti-bukti selain saksi mata itu juga bisa diperdalam oleh penyidik nantinya untuk menggali kira-kira siapa pelaku atau terduga pelaku penembakan Pendeta Yeremia tersebut," kata Arif dalam Konferensi Pers Merespon Temuan TGPF Intan Jaya pada Kamis (22/10/2020).
Senada dengan Arif, Peneliti Amnesty International Indonesia Ari Pramudya menilai hal itu juga bukan alasan bagi TGPF Intan Jaya untuk tidak mengungkap identitas terduga pelaku pembunuh Pendeta Yeremia.
![Kepala Divisi Pembelaan HAM Kontras Arif Nur Fikri](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kontras_20171208_212333.jpg)
Hal itu karena, kata Ari, TGPF telah menemui saksi-saksi penting yang memahami persoalan tersebut atau saksi kunci terkait kasus tewasnya Pendeta Yeremia.
Baca juga: TGPF Intan Jaya Dinilai Ragu Ungkap Terduga Pelaku Tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani
Saksi-saksi kunci itu, kata Ari, di antaranya istri Pendeta Yeremia dan pendeta setempat.
"Menurut saya itu bukan suatu alasan. Karena pada saat beberapa waktu lalu kita bertemu dengan TGPF bahwa mereka mengatakan secara jelas bahwa mereka sudah melakukan wawancara, mereka sudah mencari informasi, mereka sudah mengumpulkan data, dari saksi-saksi kunci dari peristiwa penembakan Pendeta Yeremia," kata Ari.
Diberitakan sebelumnya meski telah menemui dan mewawancara langsung istri dan keluarga Pendeta Yeremia Zanambani serta mengajak mereka untuk ke tempat kejadian perkara tewasnya Yeremia, namun Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Intan Jaya belum menemukan adanya saksi yang melihat langsung perstiwa atau saksi mata tewasnya Yeremia.
Ketua Tim Investigasi Lapangan TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto mengatakan sejauh ini pihaknya hanya menemui saksi-saksi yang berada di lokasi pembunuhan setelah kejadian.
Hal itu disampaikan Benny saat konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Rabu (21/10/2020).
"Soal saksi mata, tugs tim sangat terbatas waktunya sehingga kami maksimalkan olah TKP yang dua anggota jadi korban, kemudian TKP Pendeta Yeremia, kemudian juga kami datang ke makam almarhum ke kediaman almarhum, nah sejauh ini belum ada saksi mata yang lihat langsung kejadian. Yang ada adakah pasca kejadian. Ketika sang istri nunggu suami tidak pulang-pulang akhirnya cek ke kandang babi ditemukan kondisi itu," kata Benny.
![Benny Mamoto](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/benny-mamoto-nih2_20160806_120521.jpg)
Namun demikian ia mengaku bersyukur TGPF telah membangun kepercayaan dengan keluarga Yeremia sehingga mereka mau untuk memberi informasi seaindanya ada perkembangan.
Ia pun mengapresiasi para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang telah membantu tim membuka ruang dialog dengan keluarga Yeremia.
"Kita tidak tahu nanti perkembangan berikutnya, karena kita juga setelah membangun trust dengan keluarga dan tokoh-tokoh setempat mereka sepakat ingin beri info seandainya ada perkembangan," kata Benny.
Benny menyampaikan dalam proses investigasi tersebut pihaknya telah mencoba mendengar dari seluruh pihak terkait dengan peristiwa tewasnya Yeremia pada 19 September 2020.
Hal tersebut dilakukan untuk membuka ruang kemungkinan seluas-luasnya atas segala kemungkinan siapa pelaku pembunuhan Yeremia yang sebenaenya mengingat muncul saling tuding antara pihak TNI dan KKSB terkait pelaku pembunuhan tersebut.
"Jadi ketika turun tidak langsung pakai kacamata kuda ke satu pihak. Tidak. Semua pihak kita dengar, semua pihak kita ajak bicara, semua pihak kita mintai data dan infonya. Sekali lagi berkat pendekatan kultural yang dilakukan oleh tokoh agama dan masyarakat kami sangat terbantu," kata Benny.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.