Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BPIP Sebut 75 Persen Masyarakat Rindu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila Era Orde Baru

Berdasarkan survei kerjasama BPIP dengan 4 Pilar MPR di 17 provinsi untuk mengetahui tuntutan masyarakat

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in BPIP Sebut 75 Persen Masyarakat Rindu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila Era Orde Baru
Rizal Bomantama/Tribunnews.com
Direktur Pengkajian dan Materi BPIP, Muhammad Sabri 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pengkajian Materi BPIP Muhammad Sabri mengatakan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) atau Eka Prasetya Pancakarsa perlu dihidupkan kembali di sekolah-sekolah.

Tapi bedanya, pendidikan P4 yang tak lagi menggunakan pendekatan mendoktrin namun lebih kepada merayakan pelbagai tradisi intelektual.

"Ya persis, dan kami dua tahun terakhir sudah mengundang guru, dan dosen untuk menyusun kembali bagaimana pendidikan nilai Pancasila di dalam kelompok pembelajaran, meskipun dengan pendekatan yang tidak indoktrinasi, dan merayakan kepelbagaian tradisi intelektual, bukan lagi doktrinasi," kata Sabri dalam diskusi virtual, Sabtu (24/10/2020).

Apalagi lanjut Sabri, berdasarkan survei kerjasama BPIP dengan 4 Pilar MPR di 17 provinsi untuk mengetahui tuntutan masyarakat.

Baca juga: Dokter Tim Bhayangkara FC Doakan Seluruh Dokter di Indonesia Diberi Kekuatan dan Kesehatan

Didapatkan hasil lebih dari 75 persen merindukan P4, dan Pendidikan Moral Pancasila (PMP).

Sebagai informasi, P4 atau singkatan dari Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau Eka Prasetya Pancakarsa merupakan sebuah panduan tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara semasa Orde Baru.

Berita Rekomendasi

"Kami kerjasama dengan 4 Pilar MPR, melakukan survei di 17 provinsi apa tuntutan masyarakat.

Lebih dari 75 persen dari data itu menunjukkan bahwa mereka merindukan kembali apa itu P4, Pendidikan Moral Pancasila (PMP).

Meskipun paras yang berbeda, tapi mereka merindukan sebuah ideologi," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas