Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyebab Jatuhnya Helikopter MI-17 di Kendal Terungkap, Berikut Hasil Investigasi TNI AD

TNI Angkatan Darat telah merampungkan proses investigasi kecelakaan Helikopter MI-17 di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6/2020) lalu.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Penyebab Jatuhnya Helikopter MI-17 di Kendal Terungkap, Berikut Hasil Investigasi TNI AD
Tribun Jateng/Saiful Ma'sum
Petugas mengevakuasi bangkai Helikopter MI-17 milik TNI AD dengan nomor registrasi HA 5141 yang jatuh dan terbakar di lahan kosong sekitar proyek Kawasan Industri Kendal (KIK), Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6/2020) siang. Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 13.40 WIB tersebut menyebabkan empat orang crew meninggal dunia dan lima lainnya luka-luka. Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan. Tribun Jateng/Saiful Ma'sum 

Ia mengatakan saat ini KNKT tengah menganalisa data lapangan terkait kecelakaan tersebut.

Andika mengatakan pihaknya juga sejak awal membuka diri terkait proses investigasi jatuhnya helikopter buatan Rusia tersebut.

Hal itu disampaikan Andika usai acara Coffee Morning dan Olahraga bersama Pimpinan Media Massa di Mabes TNI Angkatan Darat Jakarta pada Rabu (24/6/2020).

"Kemarin saya sudah cek. Lebih baik kita tunggu sampai tuntas karena dari KNKT sedang menganalisa. Analisa ini butuh waktu tapi data dari lapangan sudah diambil semua dan kami dari awal membuka diri. KNKT terlibat. Kalau kami sendiri nanti takutnya ada kecurigaan. Justru kita ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Andika.

Diberitakan sebelumnya Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) TNI AD masih butuh waktu beberapa hari ke depan untuk mengetahui penyebab jatuhnya Helikopter jenis MI-17 di Kendal, Sabtu (6/6/2020).

Hal itu disampaikan Komandan Puspenerbad Mayjend TNI Teguh Pudjo Rumekso, Minggu (7/6/2020).

Menurutnya, hingga Minggu (7/6/2020) kotak hitam atau black box dari helikopter nahas tersebut sudah diambil.

Berita Rekomendasi

Langkah investigasi berupa pengumpulan Flight Data Recorder (FDR) atau perekaman data penerbangan pun sudah didapatkan.

"Dari Kadispenad masih belum merilis perkembangan terbaru. Karena kejadian baru kemarin sore. Namun FDR dan CVR dari heli tersebut sudah kami temukan," katanya seusai melepas jenazah Kapten CPN Freedy Febrianto Nugroho, di TPU Sasonoloyo Colombo, Sleman pada Minggu (7/6/2020).

Begitu juga dengan Cockpit Voice Recorder (CVR) atau perekaman suara kokpit.

Secara umum kedua data tersebut tidak dapat dipisahkan dalam menganalisa penyebab jatuhnya sebuah pesawat atau helikopter.

Ia menambahkan, FDR dan CVR tersebut akan dianalisa oleh teknisi berasal dari Rusia.

Hal itu dilakukan lantaran keterbatasan alat yang dimiliki oleh TNI AD.

Sehingga membutuhkan bantuan teknisi dari Rusia.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas