Reza Indragiri : Pengungkapan Kasus LGBT dan Narkoba di Tubuh Polri Merupakan Prestasi
Reza Indragiri Amriel menilai dibongkarnya kasus LGBT dan polisi dari kurir narkoba di lingkungan kepolisian, merupakan prestasi polri.
Penulis: Yulis
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel mengomentari dibongkarnya skandal anggota Polri ke publik, oleh intitusi Polri sendiri.
"Apa pun itu, dibongkar dan dieksposnya skandal ini ke publik, ditambah lagi pengungkapan kasus LGBT di lingkungan kepolisian, merupakan prestasi Polri, " ucapnya, Senin (26/10/2020).
Reza menilai dalam dua skandal kakap tersebut, Polri telah menepis blue curtain code, yaitu kecenderungan aparat penegakan hukum untuk menutup-nutupi kesalahan atau penyimpangan oleh sejawat.
"Pengungkapan-pengungkapan hal yang sejatinya memalukan itu berpotensi menumbuhkan kepercayaan dan penghormatan publik terhadap institusi kepolisian, " tegas Reza.
Baca juga: 113 Polisi Dipecat Sepanjang 2020, Mayoritas Tersangkut Kasus Narkoba
Baca juga: Seorang Perwira Polisi Ditangkap karena Jadi Kurir Narkoba, Mabes Polri: Ancamannya Hukuman Mati
Lebih lanjut Reza membahas soal oknum Tribrata yang menjadi pengedar narkoba.
"Kita bicara tentang pengguna atau pengedar bahkan bandar? Kalau dua yang terakhir, tampaknya motifnya adalah semata-mata adalah ekonomi. Kerakusan, keinginan memperkaya diri sendiri lewat cara jahat, " tuturnya.
Tapi kalau penyalahguna, walau tetap tidak bisa dibenarkan dan pelakunya harus dihukum, ada sisi psikologis yang sudah banyak diungkap lewat studi.
Yakni, bekerja sebagai polisi sama artinya dengan menggeluti bidang yang amat berat.
Apalagi reskrim, tuntutan organisasi, beban kasus, tekanan masyarakat, intervensi politik, kejahatan yang semakin kompleks, masalah pribadi.
Tapi stamina terbatas, kesehatan jiwa juga rentan terganggu.
Padahal, tugas-tugas harus dituntaskan dalam waktu yang juga terbatas.
"Nah, apa barang yang bisa mendongkrak stamina dalam tempo cepat dan memperbaiki suasana hati? Narkoba. Jadi ironis memang, polisi bisa saja melarikan diri ke narkoba justru agar bisa menyelesaikan tugas dan menyesuaikan diri dengan segala kompleksitas tadi, " jelasnya.
Baca juga: Kasus LGBT Jerat Brigjen EP, Bahayakan Institusi Polri hingga Berpotensi Jadi Sumber Kelemahan
Baca juga: Kasus LGBT Jerat Brigjen EP, Gerindra: Bukan Kecolongan tapi Bukti Polri Respons Laporan Masyarakat
Pada sisi itu muncul keinsafan tentang pentingnya penataan tugas dan perhatian terhadap kesehatan personel.
"Ini, jelas, tidak bisa dipenuhi oleh personel sendiri. Harus ada peran organisasi secara keseluruhan, " sambungnya.
Lantas, mana yang lebih banyak ? polisi pakai narkoba atau polisi jual narkoba?
Tergantung wilayah dan waktu.
Reza mengungkapkan ada satu studi yang menemukan kasus polisi jual narkoba ternyata lebih banyak.
Ini disebut korupsi polisi yang berkaitan dengan narkoba (drug-related corruption).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.