Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peringati Sumpah Pemuda, PDIP Gelar Wayang Kulit, Harap Pemuda Optimistis Hadapi Covid-19

Pagelaran wayang kulit ini sendiri dibuka Ketua BKN Pusat PDI Perjuangan Aria Bima dan politisi Rano Karno dengan orasi

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Peringati Sumpah Pemuda, PDIP Gelar Wayang Kulit, Harap Pemuda Optimistis Hadapi Covid-19
ist
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanudin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Pusat PDI Perjuangan menggelar wayang kulit secara virtual pada Selasa (27/10/2020) malam, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. 

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengharapkan pagelaran ini bisa memacu semangat pemuda dalam berbagai aspek.

Pagelaran wayang kulit ini didalangi oleh Ki Seno Nugroho dengan lakon Sirnaning Pedhut Ngamartha itu. 

Temanya ialah Kuatkan Semangat Gotong Royong dan Optimisme Pemuda Mengatasi Pandemi Covid-19. 

Acara ini juga diramaikan oleh pelawak seperti Cak Lontong, Akbar, Marwoto, dan Tatok. 

Pagelaran wayang kulit ini sendiri dibuka Ketua BKN Pusat PDI Perjuangan Aria Bima dan politisi Rano Karno dengan orasi.

Berita Rekomendasi

Dalam orasinya, mereka mengisahkan bahwa pemuda zaman dulu bersatu dan menolak terbelah, mengatakan tidak ada perpecahan. 

Baca juga: Kejutan Manis Rano Karno untuk Rey Bong yang Ulang Tahun, Sudah Anggap Seperti Anak Sendiri

Pada 28 Oktober 1928, ikrar Sumpah Pemuda disuarakan dan janji setia kepada Indonesia diucapkan dengan lantang. 

“Hari itu kita bertekad bersumpah menjunjung setinggi langit, bertumpah darah satu, berbangsa satu, berbahasa satu, Indonesia,” kata Rano. 

Rano dalam orasinya menyebut, setelah itu sumpah tersebut kadang menemui jalan berbelok. 

Namun, para pendiri bangsa memberikan teladan betapa pun perbedaan itu ada, tak semestinya membuat Indonesia tercerai berai. 

Oleh karena itu, Rano mengharapkan Sumpah Pemuda tak boleh diperingati hanya sebatas ritus tahunan. 

Sumpah Pemuda tak boleh hanya dikenal dengan slogan yang dikumandangkan dengan gemuruh tetapi berangsur-angsur kehilangan gairah. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas