Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Founder Gerakan 1000 Guru Ajak Pemuda Aktif di Komunitas yang Berdampak Positif ke Masyarakat

Menurutnya saat itu banyak sekali anak-anak muda membuat komunitas-komunitas pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya

Penulis: Gita Irawan
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Founder Gerakan 1000 Guru Ajak Pemuda Aktif di Komunitas yang Berdampak Positif ke Masyarakat
Net
ILustrasi pemuda 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam memperingati hari Sumpah Pemuda Ke-92, Founder Gerakan 1000 Guru Jemi Ngadiono mengajak para pemuda untuk aktif dalam komunitas yang memberikan dampak positif ke masyarakat.

Menurut Jemi para bentuk perjuangan pemuda yang bisa dilakukan saat ini berbeda dengan pemuda di masa sebelum Indonesia merdeka dulu.

Saat ini, kata Jemi, para pemuda tidak harus mengangkat senjata melainkan bisa memberikan kontribusi positif ke masyarakat melalui komunitas-komunitas.

Kebangkitan pemuda di beberapa tahun yang lalu, kata Jemi, ia rasakan dalam hal komunitas.

Menurutnya saat itu banyak sekali anak-anak muda membuat komunitas-komunitas pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya.

Hal itu bagi Jemi benar-benar membanggakan.

Berita Rekomendasi

Ia berharap trend tersebut tidak turun di masa pandemi covid-19 ini.

Hal tersebut disampaikan Jemi dalam siaran langsung Tribun Corner bertajuk Pemuda Pemudi Inspiratif di Masa Pandemi: Menyambut Hari Sumpah Pemuda Ke-92 di kanal Youtube Tribunnews.com pada Rabu (28/10/2020).

Baca juga: Viral Pemuda Ngamuk Hantam Motor Saat Ditilang, Ternyata Kendaraan Bukan Miliknya

"Jadi untuk teman-teman yang menonton, yok kita mulai lagi setelah covid ini sebagai anak-anak muda kita bangun komunitas yang bisa berguna untuk masyarakat. Karena dengan cara itulah kita bisa berbakti untuk negeri ini. Kita tidak perlu lagi angkat senjata, bawa bambu runcing melawan penjajah," kata Jemi.

Jemi mengungkapkan melalui Gerakan 1000 Guru yang diinisiasinya, ia telah mencoba upaya tersebut secara konkret.

Tidak hanya dengan menginspirasi anak-anak di pedalaman Indonesia di bidang pendidikan, kata Jemi, gerakan yang telah memiliki hampir puluhan ribu relawan yang berasal dari professional muda tersebut juga ikut menanamkan semangat nasionalisme.

Selain mengedukasi anak-anak di pedalaman, kata Jemi, para relawan juga turut membangun nilai-nilai nasionalisme, kebersamaan, toleransi, dan kebhinnekaan.

Untuk itu di antaranya, kata Jemi, relawan-relawan gerakan tersebut di sejumlah daerah telah menginisiasi untuk membangun sanggar tari tradisional misalnya di Lampung.

"Jadi kalau ada kegiatan pasti ada upacara bendera, pasti kita bawa gambar-gambar pahlawan dan sebagainya. Supaya apa? Supaya menginspirasi, mengingatkan, mengenalkan lagi kebudayaan tradisional," kata Jemi.

Sebagai generasi muda, ia sendiri menilai saat ini cara pemuda menghayati kebangsaan tidak seperti ketika ia rasakan dulu di mana momen-momen kebangsaan dirayakan secara masif.

Menurutnya saat ini semangat para pemuda dalam menghayati momen-momen kebangsaan tersebut telah berkurang.

"Mudah-mudahan momen-momen nasionalisme bisa bangkit lagi lah, khususnya di hari-hari Sumpah Pemuda. Jangan hanya jadi seremonial tapinya sudah selesai, tapi kita harus koreksi peran kita sebagai anak muda Indonesia apa sih untuk negara ini. Itu yang perlu kita koreksi bersama-sama," kata Jemi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas