IPHI Serukan Puluhan Juta Alumni Haji Hentikan Konsumsi Produk Prancis
Ismed Hasan Putro meminta agar umat muslim dan puluhan juta alumni haji menghentikan konsumsi terhadap produk asal Perancis.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PP IPHI) Ismed Hasan Putro meminta agar umat muslim dan puluhan juta alumni haji menghentikan konsumsi terhadap produk asal Perancis.
Pernyataan ini menanggapi pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang menyerang dan menghina Islam, dengan menuduh muslim sebagai 'separatisme'. Macron juga menggambarkan Islam sebagai 'agama yang mengalami krisis di seluruh dunia'.
"Kepada sepuluh juta lebih alumni haji, empat juta lebih calon jemaah haji dan puluhan juta alumni jemaah umroh serta umat muslim Indonesia untuk menghentikan mengonsumsi dan menggunakan semua produk asal Perancis," ujar Ismed, kepada Tribunnews.com, Rabu (28/10/2020).
Ismed menjelaskan langkah ini perlu dilakukan agar watak dan praktek kebencian, pelecehan dan penghinaan pada Islam oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron mendapat respon yang tegas.
"Praktik Islamophobia yang bertentangan dengan nilai toleransi dan kebersamaan itu, sejatinya tidak boleh dilakukan oleh siapa pun, termasuk seorang Presiden," kata dia.
Ismed mengimbau juga agar umat Islam Indonesia tak terlalu berlebihan dalam menanggapi pernyataan Macron. Menurutnya lebih bagus jika melakukan aksi yang terasa akibatnya dengan diam-diam.
"Reaksi umat Islam Indonesia jangan berlebihan dan juga tidak boleh anarkis. Cukup aksi diam tapi terasa akibatnya, dengan memboikot produknya," tandasnya.
Gelombang Boikot Negara-negara Arab terhadap Produk-produk Perancis Dimulai
Seruan memboikot produk-produk asal Prancis tumbuh di sejumlah negara mayoritas Muslim.
Ini terjadi setelah Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyatakan bahwa menggambarkan Nabi Muhammad sebagai kartun bukan hal yang salah.
Dilansir CNN, Macron menyatakan demikian pekan lalu sebagai penghormatan kepada guru sekolah menengah yang dibunuh.
Guru bernama Samuel Paty itu dipenggal kepalanya awal Oktober ini dalam serangan teror di wilayah pinggiran Paris.
Paty dihabisi setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas dan menganggapnya sebagai kebebasan berekspresi.