4 Insiden Manusia Vs Buaya, Ditangkap Hidup di Kediri dan Bogor, Tewaskan Nelayan NTT dan Banyuasin
Tribunnews mencatat setidaknya ada empat kali insiden manusia versus buaya yang terjadi dalam sembilan bulan terakhir ini.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain harimau hutan, insiden bentrok manusia dan binatang buas di Indonesia juga kerap melibatkan buaya.
Hal ini terjadi lantaran Indonesia memiliki banyak bentangan perairan, mulai dari perairan sungai, muara sampai danau hingga perkebunan berawa.
Tribunnews mencatat setidaknya ada empat kali insiden manusia versus buaya yang terjadi dalam sembilan bulan terakhir ini.
Peristiwa ini masing-masing terjadi di Rumpin, Kabupaten Bogor, kemudian di Kota Kediri, Jawa Timur, di Banyuasin, Sumatera Selatan dan di Nusa Tenggara Timur.
Peristiwa paling baru terjadi di Rumpin, Kabupaten Bogor. Warga menemukan seekor buaya di areal perkebunan membuat warga Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/10/2020) kemarin dan membuat arga gempar.
Buaya tersebut ditemukan di sebuah perkebunan di Kampung Sasak, Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Kapolsek Rumpin AKP Dali Saputra mengatakan buaya tersebut masuk ke sebuah perkebunan kelapa.
Diduga buaya tersebut berasal dari rawa yang ada di sekitar perkebunan tersebut.
"Iya betul, di Kampung Sasak, Desa Sukasari, (buaya) masuk ke kebun kelapa," kata AKP Dali Saputra saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com.
Dia menuturkan buaya tersebut ditangkap warga. Panjang buaya tersebut diperkirakan mencapai tiga meter.
"Buayanya ditangkap warga. Kurang lebih panjangnya 3 meter," kata Dali Saputra.
Diketahui, buaya tersebut memang terkadang muncul hingga meresahkan warga sampai akhirnya masyarakat memutuskan untuk menangkap buaya tersebut.
Di Banyusain, Buaya Balikkan Perahu Nelayan
Seorang nelawan bernama Rustam tewas setelah dimangsa oleh buaya di Sungai Desa Sungsang IV, Kecamatan Banyuasin II, Banyuasin, Sumatera Selatan, Selasa (6/10/2020).
Peristiwa nahas itu terjadi saat perahu yang ditumpanginya disundul oleh buaya dari bawah hingga mengakibatkan perahu terbalik.
Diketahui, Rustam merupakan warga Desa Sri Menanti, Kecamatan Tanjung Bago, Banyuasin, Sumatera Selatan.
Kepala Seksi Wilayah II TN Sembilang, Affan, mengungkapkan, korban saat itu, bersama dengan bapak mertuanya Gani (70) sedang mengangkat jaring ikan tiba tiba perahu ketek korban disundul oleh buaya dari bawah dan tebalik.
Rustam jatuh ke sungai, kemudian orangtua korban berusaha menyelamatkan diri dan memberitahu teman temannya
Namun korban Rustam menghilang dan dimangsa buaya.
Korban baru berhasil ditemukan sekira pukul 17.00 dalam kondisi sudah meninggal dunia. Beberapa bagian tubuh korban juga sudah tak utuh lagi.
"Ya kemarin kejadiannya, seorang nelayan meninggal dunia dimangsa buaya," kata Affan, Rabu (7/10/2020) saat dihubungi sripoku.com.
Affan mengatakan, dalam kurun setahun terakhir sudah tiga kali pihaknya mencatat kejadian serupa.
Padahal daerah Sungai Bungin merupakan habitat buaya.
"Nelayan dan warga sekitar sudah tau bawah daerah Sungai Bungin dan sekitarnya, habitat buaya," kata Affan.
Pihaknya mengimbau kepada nelayan yang mencari ikan, untuk menghindari kawasan Sungai Bungin dan sekitarnya.
Sebab kata dia daerah tersebut merupakan habitat dari buaya. "Buaya di sana relatif banyak mulai dari ukuran satu meter hingga lima meter," kata dia.
Selain itu Affan juga mengimbau, supaya nelayan tidak melakukan aktivitas saat menjelang pergantian hari.
Misalnya saat sore menjelang malam, atau sebaliknya malam menjelang pagi. Sebab diwaktu itu, habitat buaya sedang melakukan aktivitas.
Untuk menghindari konflik buaya dan manusia, pihaknya juga memasang plang merk imbauan untuk nelayan dan warga yang melakukan aktivitas.
"Kami sudah pasang tulisan, imbauan kepada warga supaya mengindari daerah Sungai Bungin dan sekitarnya," kata dia.
Di NTT, Nelayan Tewas Diterkam Buaya
Lain halnya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Seorang pemuda bernama Hendrikus Duka Mete (31) diterkam buaya saat mencari ikan.
Hendrikus adalah nelayan asal Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara (NTT).
Meski terluka parah di sekujur tubuh, untungnya Hendrikus selamat.
Ia diselamatkan oleh Titus Tunu Deta (33), kakak kandung Hendrikus yang saat itu menyelam bersama korban.
Peristiwa memilukan ini terjadi di Kelurahan Fatubesi, Kecamatan Kota Lama.
Di dekat tanggul penahan gelombang, kedua kakak beradik ini masuk ke laut mencari ikan dengan cara menyelam ke dasar laut.
"Saya berada di bagian depan, sementara adik saya ini posisi di belakangnya," ujar Titus kepada sejumlah wartawan, Jumat (23/10/2020).
Titus menyadari ada yang tak beres ketika naik ke atas permukaan air untuk mengambil napas. Ia mendengar adiknya menjerit minta tolong.
Titus pun memanggil adiknya, namun tidak ada jawaban.
Hanya peralatan berupa senter selam dan panah ikan milik Hendrikus sudah terapung di permukaan air.
Titus langsung menyelam ke dasar laut dan melihat kaki Hendrikus, sehingga ia langsung menarik kaki adiknya itu.
Saat itu buaya sempat menarik kembali tubuh Hendrikus, tetapi Titus terus berupaya untuk menarik tubuh adiknya dari gigitan buaya tersebut.
Saat Titus berhasil menarik tubuh Hendrikus, ia langsung membawanya ke tepi pantai.
Segera ia meminta bantuan warga sekitar untuk mencari kendaraan agar adiknya dibawa ke rumah sakit.
Hendrikus yang masih hidup, lalu dibawa ke Rumah Sakit Umum WZ Yohanes Kupang.
Baca juga: Jasad Wanita Dibuang ke Kandang Buaya, Tangan Diikat dan Mulut Dilakban, Ini Tampang Pelakunya
Korban mengalami luka parah pada bagian kepala dan bagian lengan tangan kiri serta luka robek pada bagian dada kanan.
Kapolsek Kelapa Lima AKP Andri Setiawan, mengaku, sudah menerima laporan kasus ini.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Wanita di Kandang Buaya Digelandang ke Polres Berau
Ia mengimbau agar warga selalu berhati-hati saat melaksanakan aktivitas di laut sehingga terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
Hingga saat ini, Hendrikus masih dirawat di Rumah Sakit Umum WZ Yohanes Kupang.
Buaya Muara di Sungai Brantas
Sebelum peristiwa di NTT, warga di Kota Kediri menemukan seekor buaya muara di Sungai Brantas.
Buaya tersebut berhasil ditangkap tim gabungan di bantaran Sungai Kelurahan Ringinanom, Kota Kediri, Sabtu (15/2/2020) setelah dilakukan perburuan selama dua minggu.
Penangkapan buaya ini dilakukan di lokasi bantaran yang selama ini biasa dipergoki muncul.
Selain satu ekor buaya yang berhasil ditangkap, masih ada tiga ekor lagi yang berkeliaran di lokasi yang sama.
Adhi Sutrisno, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Kediri menjelaskan, penangkapan buaya ini hasil koordinasi dengan BPBD Kota Kediri, Rescue Reptile Kediri dan Relawan Kelurahan Ringinanom.
Buaya yang berhasil ditangkap dari jenis buaya muara dengan panjang 1 meter, diameter 25 cm serta beratnya 2 kg.
Selanjutnya buaya muara diserahkan oleh BPBD Kota Kediri diserahkan ke BKSDA Jatim.
"Masih terlihat ada 3 buaya di lokasi yang sama belum tertangkap," jelasnya.
Sementara Lurah Ringinanom David Hendra menjelaskan, sebenarnya tim melihat ada 2 ekor buaya yang sedang berjemur di batang kayu bantaran sungai.
"Satu yang berhasil ditangkap, satu ekor lainnya kabur. Setelah disisir lagi di kawasan bantaran terlihat ada dua ekor lagi," jelasnya.
Upaya penangkapan akan terus dilakukan sampai semua buaya muara yang masih berkeliaran tertangkap.
Penangkapan bersama dengan Rescue Reptile juga mempertimbangkan kebiasaan buaya berjemur di bantaran sungai.
"Penampakan buaya ini sering dipergoki sejak dua minggu terakhir," jelasnya.
Sedangkan proses penangkapan buaya berlangsung hanya sekitar 10 menit. Lokasinya di tempat yang biasanya buaya muncul.
Dari penjelasan warga setempat, buaya pernah terlihat sekitar 30 tahun silam. Setelah itu tidak terlihat lagi buaya.
Sebagian artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Heboh Warga Rumpin Tangkap Seekor Buaya di Kebun, Panjangnya Capai Tiga Meter