Mirip di Indonesia, Pilpres AS Belum Usai Tapi Sudah Ada yang Klaim Menang dan Ngomong Curang
Sama seperti di Indonesia yang menganut sistem demokratis, Pilpres di Indonesia juga kerap menyedot perhatian dunia.
Editor: Hasanudin Aco
"Bukan posisi saya atau Donald Trump untuk menyatakan siapa yang memenangkan pemilihan ini," lanjut Biden kepada kerumunan pendukungnya
Capres dari Partai Demokrat itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia optimis dengan hasil pemilihan, tetapi "mungkin perlu waktu lebih lama" untuk mengetahui hasil pemilihan.
"Tetap percaya akan yang terbaik, teman-teman, kami yakin akan memenangkan pemilu ini, kata Biden.
Lagi-lagi saat pilpres-pilpres sebelumnya di Indonesia juga ada yang kerap mengklaim menang padahal perhitungan suara belum usai.
Apakah pemenang nasional pasti jadi Presiden?
Kedua kandidat bersaing untuk memenangi suara dari Electoral College atau Dewan Elektoral.
Setiap negara bagian memiliki jumlah suara electoral college tertentu berdasarkan populasinya.
Mengingat ada 538 suara yang diperebutkan, pemenangnya adalah kandidat yang mendulang 270 suara atau lebih.
Itu artinya para pemilih menentukan persaingan pada tingkat negara bagian, alih-alih tingkat nasional.
Karenanya, seorang kandidat dimungkinkan merebut suara terbanyak pada tingkat nasional—seperti Hillary Clinton pada 2016—namun kalah dari jumlah suara electoral college.
Semua negara bagian, kecuali dua di antaranya, punya aturan bahwa pemenang bisa merebut semua suara Electoral College.
Dengan demikian, setiap kandidat yang mendulang suara terbanyak di sebuah negara bagian berhak meraup seluruh suara Electoral College negara bagian tersebut.
Kebanyakan negara bagian condong pada salah satu partai, sehingga fokus setiap capres biasanya tertuju pada 12 atau lebih negara bagian yang peluang kemenangannya 50-50.
Negara-negara bagian ini dijuluki negara bagian kunci pertarungan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.