Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menristek: Indonesia Miliki Kekayaan Bahan Baku Obat dari Laut

Bambang mengatakan Indonesia memiliki potensi yang besar dalam menyediakan bahan baku obat herbal.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Menristek: Indonesia Miliki Kekayaan Bahan Baku Obat dari Laut
Tribunnews/Jeprima
Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2020). Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia harus fokus dalam menyediakan bahan baku obat herbal.

Bambang mengatakan Indonesia memiliki potensi yang besar dalam menyediakan bahan baku obat herbal.

"Sudah saatnya kita lebih fokus kepada yang herbal bahwa. Nomor dua biodiversity terbesar kedua di dunia kalau kita menghitung biodiversity di daratan. Kalah dari Brazil," ucap Bambang dalam webinar Pengembangan OMAI untuk Kemandirian Obat Nasional yang disiarkan channel Youtube Tempodotco, Jumat (6/11/2020).

Menurut Bambang, Indonesia juga memiliki potensi bahan baku obat herbal yang tinggi dari lautan.

Baca juga: Bambang Brodjonegoro Ikut Sibuk Perangi Corona (2): Siap Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Merah Putih

Dirinya menilai jika mampu mengkombinasikan bahan baku herbal dari daratan dan laut, Indonesia bakal menjadi penyedia paling banyak di dunia.

"Tapi kalau dikombinasikan yang di daratan dengan yang di lautan. Maka Indonesia nomor satu. Dan di lautan itu banyak sekali potensi untuk bahan baku obat," tutur Bambang.

"Banyak sekali mengatakan bahan baku obat masa depan itu bahannya dari laut, tidak hanya dari darat," tambah Bambang.

Berita Rekomendasi

Mantan Kepala Bappenas ini mengatakan dibutuhkan riset untuk menggali potensi bahan baku obat herbal.

"Untuk memanfaatkan biodiversity  diperlukanlah riset yang pertama. Kita harus riset ekstraksi dari biodiversity kemudian dari riset ekstraksi tersebut kita bisa identifikasi bahan baku apa saja dari herbal," pungkas Bambang. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas