Menristek Ungkap 95 Persen Bahan Baku Obat Impor: Kita 'Tertipu' Kalau Dibuat di Indonesia
Bambang Brodjonegoro mengungkapkan bahwa sebanyak 95 persen bahan baku obat yang ada di Indonesia adalah impor.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Ristek/ Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengungkapkan bahwa sebanyak 95 persen bahan baku obat yang ada di Indonesia adalah impor.
Menurut Bambang, fakta itu menunjukan bahwa bangsa harus prihatin.
Hal itu disampaikan Bambang dalam webinar bertajuk Pengembangan Omai Untuk Kemandirian Obat Nasional yang disiarkan kanal YouTube Tempodotco, Jumat (6/11/2020).
"Sebenarnya, keprihatinan kita harus dimulai dengan fakta bawah 95 persen bahan baku obat yang dipakai di Indonesia itu berasal dari impor," kata Bambang.
Bahkan, Bambang tak mempungkiri jika masyarakat sering 'tertipu' dengan stetmen bahwa sudah banyak obat yang dibuat di Indonesia.
Baca juga: 95 Persen Bahan Baku Obat di Indonesia Masih Diimpor
"Betul bahwa produk akhirnya dalam bentuk obat yang apakah kapsul, apakah obat minum itu semua sudah dibuat di Indonesia? Tapi bahan bakunya yang teryata 95 persen itu impor dah itu artinya cukup menguras devida kita," jelasnya.
Terlebih, kata Bambang, prioritas nasional yang utama adalah masyatakat bisa sehat
"Apalagi kalau kita bicara obat, kita salah satu prioritas nasional karena bagaimanapun semua orang di Indonesia pengen sehat dan tidak mau terjangkit penyakit," ucap Bambang.
Menristek: Indonesia Akan Punya Enam Jenis Vaksin Covid-19
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyebut, ada enam institusi di Indonesia yang sedang berusaha merampungkan uji klinis vaksin merah putih untuk Covid-19.
Bambang mengatakan, keenam institusi yang bekerja masing-masing itu yakni Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Airlangga.
Hal itu disampaikan Bambang saat talk show bertajuk Update KPCPEN: Prinsip Keamanan Vaksin Covid-19 melalui siaran YouTube BNPB Indonesia, Selasa (27/10/2020).
"Enam institusi ini menggunakan platform yang berbeda-beda. Jadi nanti ada enam jenis vaksin Covid-19," kata Bambang.
Baca juga: Menristek Sebut Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Siap Uji Bibit Vaksin Covid-19 ke Hewan
Bambang pun menyebut, dari enam institusi itu, Eijkman merupakan yang paling cepat dalam pengembangan vaksin Covid-19.
Eijkman diketahui menggunakan platform sub unit protein rekombinan.
Baca juga: Peneliti Eijkman: Pembuatan Vaksin Tak Bisa Buru-buru
Menurut Bambang, Eijkman tengah mempersiapkan uji vaksin tersebut kepada hewan. Ditargetkan, uji vaksin selesai pada akhir tahun 2020 ini.
"Usai akhir tahun, rencananya bibit vaksin yang sudah kita anggap teruji pada hewan. Nanti diserahkan ke Bio Farma sebagai pihak yang nantinya akan melakukan produksi secara kecil terutama untuk uji klinis tahap 1,2 dan 3," ucap Bambang.