Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Status Gunung Merapi Naik Jadi Siaga, Kondisi Terkini, Ancaman Bahaya Hingga Mitigasi Bencana

Jika terjadi, letusan Merapi diprediksi serupa dengan erupsi tahun 2006 dan berpotensi disertai letusan eksplosif.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Status Gunung Merapi Naik Jadi Siaga, Kondisi Terkini, Ancaman Bahaya Hingga Mitigasi Bencana
Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya
Gunung Merapi dilihat dari Kali Talang, Klaten. 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi, pada Kamis (5/11/2020).

Semula level waspada, status aktivitas Gunung Merapi kini meningkat menjadi Siaga (level III).

Jika terjadi, letusan Merapi diprediksi serupa dengan erupsi tahun 2006 dan berpotensi disertai letusan eksplosif.

Atas peningkatan status Gunung Merapi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Gubernur DIY bergerak melakukan sederet upaya mitigasi bencana.

Mulai dari menerjunkan tim hingga menyiapkan jalur evakuasi dan pengungsian.

1. Status meningkat dari waspada ke siaga

BPPTKG Yogyakarta mengumumkan peningkatan status Gunung Merapi. Penetapan ini didasarkan pada meningkatnya aktivitas vulkanik gunung tersebut.

BERITA TERKAIT

"Status Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III, berlaku mulai 5 November 2020," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida.

Kawah Gunung Merapi dilihat dari Kali Talang Klaten menggunakan lensa zoom.
Kawah Gunung Merapi dilihat dari Kali Talang Klaten menggunakan lensa zoom. (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)

Menindaklanjuti hal itu, BPPTKG merekomendasikan aktivitas penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dihentikan.

Begitu pula dengan kegiatan wisata serta pendakian.

"Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak," tutur dia.

2. Mirip erupsi 2006, berpotensi ada letusan eksplosif

Hanik mengatakan, letusan Gunung Merapi selanjutnya diprediksi serupa dengan erupsi tahun 2006.

Meski bersifat effusif atau lelehan, tetap ada potensi letusan yang bersifat eksplosif.

Potensi erupsi eksplosif ini terlihat lebih nyata tahun ini.

Baca juga: Status Merapi Siaga, BPBD Jateng Sudah Siapkan Beberapa Titik Lokasi Pengungsian

Kendati belum muncul kubah lava di puncak Merapi, tetapi aktivitas vulkanik saat ini sudah melampaui kondisi menjelang muncul kubah lava seperti tahun 2006 lalu.

"Di sini kami menyampaikan kemungkinan adanya eksplosif karena data-data itu. Tetapi ini masih bagian karakternya Merapi," kata dia.

3. Potensi ancaman sejauh 5 km dan daerah bahaya

Berdasarkan evaluasi data pemantauan, aktivitas vulkanik saat ini bisa berlanjut ke aktivitas yang membahayakan penduduk.

"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer," kata Hanik.

Adapun, perkiraan daerah bahaya meliputi beberapa wilayah di Provinsi DIY dan Jawa Tengah.

Di DIY ada di Kabupaten Sleman yakni Kecamatan Cangkringan, meliputi Desa Glagaharjo (dusun Kalitengah Lor), Kepuharjo (Dusun Kaliadem), Umbulharjo (Dusun Pelemsari).

Di Jawa Tengah meliputi Magelang, Boyolali dan Klaten. Di Kabupaten Magelang yakni Kecamatan Dukun meliputi Desa Ngargomulyo, Krinjing, dan Paten.

Di Boyolali yakni Kecamatan Selo yang meliputi Desa Tlogolele, Klakah dan Jrakah.

Sedangkan Klaten yakni Kecamatan Kemalang, meliputi Desa Tegal Mulyo, Sidorejo dan Balerante.

4. Ganjar terjunkan tim ke wilayah rawan

Menyusul peningkatan status Merapi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerjunkan tim BPBD ke daerah rawan bencana erupsi Merapi.

Mereka diterjunkan ke wilayah Klaten, Boyolali serta Magelang.

Baca juga: 2 Tahun Lebih Berstatus Waspada, Gunung Merapi Naik Status Siaga Hari Ini

"BPBD sudah bergerak hari ini, wabil khusus yang ada di Klaten karena hitung-hitungannya arahnya ke sana (Klaten). Tapi yang di Magelang dan Boyolali kami minta tetap siaga," tutur dia.

Gubernur meminta early warning system (EWS) harus dipantau dan dihidupkan sebagai peringatan dini.

"Kalau yang tidak ada EWS-nya, maka yang sifatnya tradisional harus disiapkan. Saya minta aparatur pemerintahan sampai tingkat desa hingga RT/RW yang ada di sana membantu warganya," kata Ganjar.

Ganjar juga meminta, masyarakat tak panik berlebihan namun tetap waspada dengan kondisi ini.

5. Sultan HB X keluarkan edaran

Sementara Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono (HB X) menegaskan akan mengeluarkan edaran terkait peningkatan aktivitas Merapi.

Sultan meminta, peningkatan status tidak membuat panik berlebihan.

Foto puncak barat Gunung Merapi dari PGM Babadan, Dusun Babadan, Desa Krinjing, Kabupaten Magelang, Jateng, Kamis, 29 Oktober 2020.
Foto puncak barat Gunung Merapi dari PGM Babadan, Dusun Babadan, Desa Krinjing, Kabupaten Magelang, Jateng, Kamis, 29 Oktober 2020. (Tribun Jogja/Setya Krisna Sumargo)

"Masyarakat tidak perlu panik karena sudah hafal (karakter Merapi) masyarakat Sleman khususnya (lereng) Merapi, saya kira sudah paham. Saya mohon yang jauh dari Merapi tidak usah panik. Saya juga akan keluarkan surat edaran terkait dengan kondisi saat ini," kata Sultan HB X.

Sedangkan bagi Pemkab Sleman, HB X meminta mempersiapkan jalur evakuasi warga.

"Harapan saya Pemkab Sleman juga mempersiapkan diri untuk jalur evakuasi persiapan siaga. Saya kita Pak Bupati (Sleman) sudah tahu apa yang dilakukan," kata dia.

6. Aktivitas wisata dan tambang dihentikan

Naiknya status Gunung Merapi membuat aktivitas wisata dan tambang dihentikan. Hal tersebut juga menjadi rekomendasi BPPTKG. Penambangan terutama di alur sungai-sungai berhulu di Gunung Merapi harus dihentikan.

Baca juga: 2 Tahun Lebih Berstatus Waspada, Gunung Merapi Naik Status Siaga Hari Ini

Kemudian pelaku wisata, termasuk kegiatan pendakian pun distop. Ganjar memberi peringatan tegas perihal hal ini.
"Semuanya saya berikan peringatan keras untuk jangan beraktivitas dulu, selama ini ada peningkatan status," tandas dia.

7. Pengungsian siap

Pemerintah daerah yang diperkirakan terdampak telah menyiapkan sejumlah lokasi pengungsian.

Pemkab Sleman Yogyakarta bahkan telah menunjuk dua lokasi sebagai tempat berdirinya barak pengungsian.

Lokasi tersebut berada di wilayah Kapenawon Cangkringan, yakni Dusun Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo dan Dusun Gayam, Desa Argomulyo.

Sekretaris Daerah Sleman Harda Kiswoyo mengatakan, pengungsian diprioritaskan bagi warga yang dianggap rentan, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Barak ini (Kalitengah Lor) bisa menampung 400 orang maka separuhnya diisi. Sehingga jika 100 orang diungsikan masih cukup," katanya.

Adapun, waktu pengungsian akan dimulai pada Jumat (6/11/2020).

Baca juga: Aktivitas Gunung Merapi Naik Status Level III, 4 Kabupaten Ini Masuk dalam Prakiraan Daerah Bahaya

Selain warga rentan, mereka akan diungsikan saat status Gunung Merapi naik menjadi awas.

Sedangkan di wilayah Jawa Tengah, Ganjar meminta supaya bupati dan wali kota menyiapkan dengan baik lokasi pengungsian.

Lantaran masih kondisi pandemi, ia menegaskan lokasi pengungsian harus menerapkan protokol kesehatan. (Kompas.com/Wisang Seto Pangaribowo, Wijaya Kusuma, Riska Farasonalia)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Fakta Status Gunung Merapi Naik Jadi Siaga, Kondisi, Ancaman Bahaya hingga Mitigasi Bencana"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas