Kemnaker Bekali Pekerja Migran dengan Kurikulum Bela Negara
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara pemasok pekerja migran terbesar di Asia.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara pemasok pekerja migran terbesar di Asia.
Terkait dengan itu, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah menekankan, Indonesia harus mulai waspada terhadap peluang masuknya ideologi terorisme dengan metode merekrut pekerja migran Indonesia (PMI).
Disebutkan, kejadian perekrutan yang dilakukan teroris terhadap PMI sudah terjadi seperti menimpa Abdullah Hasyim atau Carsim yang dicurigai oleh Pemerintah Korea Selatan terindikasi jaringan terorisme.
Baca juga: Menaker Angkat Suara Soal 5 Gubernur yang Abaikan Surat Edaran UMP 2021
Karsim 32 tahun, warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dinyatakan berangkat swcara ilegal ke Korea sebagai pekerja migran.
Tahun 2007 Carsim dideportasi Pemerintah Korea Selatan.
Karena itu, Menteri Ida Fauziyah menekankan pentingnya pembekalan terkait bela negara bagi para calon PMI sebelum berangkat bekerja ke luar negeri.
Ida Fauziyah mengatakan, kementeriannya menggandeng Kementerian Pertahanan untuk menyiapkan kurikulum bela negara yang akan masuk dalam bahan pelatihan bagi calon PMI sebelum berangkat ke luar negeri.
Baca juga: Tak Ikuti Edaran Menaker, Ganjar Pranowo Pastikan UMP Jawa Tengah 2021 Tetap Naik
"Saya harus bergerak cepat, melakukan koordinasi dan memutuskan untuk memberikan wawasan kebangsaan dan ideologi kepada para pekerja migran sebelum berangkat ke luar negeri," ujar Ida Fauziyah.
Selain pembekalan bela negara, Kemnaker juga menggencarkan sosialisasi ke desa-desa demi mencegah pekerja migran Indonesia (PMI) non-prosedural.
Langkah ini juga untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya bekerja di luar negeri melalui jalur dan prosedur resmi.
Sosialisasi tersebut juga bertujuan agar peristiwa kelam di Malaysia pada 2011 tidak terulang lagi.
Saat itu ada pekerja migran Indonesia non-prosedural meninggal kelaparan karena sengaja tidak diberikan makanan oleh majikannya.
"Penting bagi para calon PMI untuk melewati jalur prosedural yang disediakan oleh kemnaker," kata Ida Fauziyah.
Ida Fauziyah menegaskan, Kemnaker terus mengingatkan penempatan calon PMI harus sesuai nilai kemanusiaan.