1 Desember 2020 Bali Dikabarkan Buka Penerbangan Internasional, Apa Kata Sekda?
Persiapan pembukaan penerbangan internasional terus dimatangkan dan saat ini kajian dilakukan oleh tim terpadu dari pemerintah.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dikabarkan akan membuka penerbangan internasional dari dan ke luar Pulau Dewata melalui Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai pada 1 Desember 2020 mendatang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra saat dikonfirmasi mengatakan, rencana pembukaan penerbangan internasional baru sebatas kajian-kajian antara pemerintah pusat dan daerah.
Dikarenakan baru sebatas kajian, maka sampai saat ini belum menjadi keputusan dari pada pimpinan.
"Yang melakukan kajian ini kan nanti melaporkan. Melaporkan kepada Bapak Gubernur, melaporkan kepada pemerintah pusat. Itu baru tingkat kajian di antara pejabat menengah ke bawah," kata Dewa Indra saat ditemui usai rapat paripurna di DPRD Bali, Senin (9/11/2020).
Saat ditanya apakah Pemprov Bali bersedia membuka penerbangan internasional dari dan ke luar Bali pada 1 Desember mendatang, Dewa Indra mengatakan bahwa persoalannya bukan mengenai bersedia atau tidak.
Jika bersedia sebenarnya Pemprov sudah dari dulu meminta agar penerbangan internasional dan dan ke luar Bali dibuka karena penting untuk perekonomian masyarakat Bali.
Baca juga: Kemenparekraf Ajak Pelaku Usaha Kuliner di Bali Terapkan Protokol CHSE Cegah Penularan Covid-19
Namun tingkat kesiapan Bali akan penerimaan wisatawan internasional agar jangan sampai setelah penerbangan internasional dibuka terjadi eskalasi kasus yang meningkat.
Jika hal itu terjadi, kata Dewa Indra, maka yang didapatkan bukanlah manfaat, melainkan kerugian bagi Bali sendiri.
Oleh karena itu, Dewa Indra menyebut, bahwa persiapan pembukaan penerbangan internasional terus dimatangkan dan saat ini kajian dilakukan oleh tim terpadu dari pemerintah.
Tim terpadu ini terdiri dari beberapa unsur seperti Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Luar Negeridan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
"Semuanya ini melakukan kajian. Hasil kajian ini komprehensif nanti itu baru dibawa ke level pimpinan kalau di daerah itu Pak Gubernur kalau di pusat tentu presiden. Pada waktunya para pimpinan pemerintahan bertemu menyepakati itu," kata Dewa Indra.
Berkaitan dengan simulasi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Sekda Dewa Indra menyebut bahwa hal ini sudah dilakukan berkali-kali.
Hanya saja, permasalahannya dalam menerima penerbangan internasional bukan hanya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai saja, tetapi juga hotel, perjalanan dan sebagainya.
"Membuka itu kan ada kaitannya juga dengan imigrasinya. Ada kaitan dengan kebijakan pemerintah pusat yang harus berlaku sama dengan kebijakan negara lain. Ketika negara lain melarang warganya berkunjung ke Indonesia, nah bagaimana dengan kita, kan begitu. Jadi ada asas resiprokal namanya ya," jelasnya.
Oleh karena itu, kata Dewa Indra, kebijakan Indonesia dengan negara lain haruslah sama mengenai kunjungan warga negaranya.
Jika negara lain masih melarang warganya ke Indonesia, meskipun Bali membuka diri maka tidak ada yang datang.
Wacana Travel Bubble
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam pembukaan pelatihan yang digelar di Prime Plaza, Sanur, Denpasar, Bali, Senin (9/11/2020) mengatakan, untuk pembukaan wisata mancanegara masih perlu beberapa pertimbangan.
Saat ini pihaknya tengah menyusun travel buble.
Travel bubble adalah ketika dua atau lebih negara yang berhasil mengontrol virus corona sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.
Gelembung ini akan memudahkan penduduk yang tinggal di dalamnya melakukan perjalanan secara bebas, dan menghindari kewajiban karantina mandiri.
Baca juga: Bali Bersiap Sambut Wisatawan Asing dari 4 Negara
"Kami masih pertimbangkan, kalau bisa kasus di Bali semakin menurun, mudah-mudahan kita akan berharap banyak, ada nanti perjanjian travel buble dengan beberapa negara. Ini sedang kami susun," kata Cok Ace.
Saat ini pihaknya masih perlu melakukan perhitungan secara cermat.
Selain melihat kondisi di Bali khususnya, pihaknya juga melihat kondisi negara-negara asal wisatawan tersebut apakah masih dalam posisi menutup kunjungan luar atau sudah membuka.
Sementara itu, terkait kasus positif Covid-19 berkaitan dengan perubahan perilaku masyarakat.
"Ini terkait pada perubahan perilaku, walaupun 7 bulan jalan dan saat ini belum ada vaksin, pada awal bulan kami memperkenalkan cara mengatasi dan menunjukkan ketaatan dengan 3M, jadi polanya bagaimana perilaku ini menjadikan sebuah kebiasaan tidak lupa pakai masker dan perlu perubahan perilaku menjadi kebiasaan," katanya.
Menurutnya, sampai saat ini belum ada yang mampu meramalkan sampai kapan pandemi Covid-19 ini terjadi.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Bali Dikabarkan Akan Buka Penerbangan Internasional 1 Desember Mendatang, Ini Penjelasan Sekda