Rizieq Shihab Pagi Ini Tiba di Indonesia, Begini Tanggapan Anggota DPR Fraksi Golkar
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafidz meminta kepulangan Rizieq Shihab jangan disambut secara berlebihan dengan keramaian.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imam Besar Front Pembela Islam(FPI) Habib Rizieq Shihab dijadwalkan tiba di Indonesia pagi ini menumpang pesawat Saudi Arabia Airlines dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 09.00 WIB.
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafidz meminta kepulangan Rizieq Shihab jangan disambut secara berlebihan dengan keramaian.
Dia beralasan, situasi saat ini masih pandemi covid 19.
"Silakan saja pulang kalau memang sudah bisa. Tidak ada yang perlu diramaikan secara berlebihan," ujar Meutya dalam pernyataannya, Selasa(10/11/2020).
Sekretaris Umum FPI Munarman mengatakan, masyarakat yang akan ikut menjemput Habib Rizieq Shihab (HRS) di Bandara Soekarna-Hatta tertib dan mematuhi protokol kesehatan.
"Kepada masyarakat yang menjemput, kami imbau untuk tertib dan mengikuti arahan dari pihak yang bertugas. Duduk yang rapi selama menunggu, jaga jarak, gunakan masker, patuhi aturan lalu lintas," kata Munarman saat dihubungi Tribunnews, Senin (9/11/2020).
"Insya Allah besok selasa pukul 09.00 tanggal 10 November beliau tiba di Bandara Soetta. Mohon doa dari semua agar semua dimudahkan Allah," kata Munarman.
Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), Munarman. (Tribunnews/Jeprima)
Munarman mengatakan, selama ini rencana kepulangan itu terhambat dengan berbagai alasan, termasuk isu pencekalan dari pemerintah Arab Saudi.
Menurut Munarman, Habib Rizieq justru menjadi korban dari isu-isu miring yang menimpanya.
"Selama ini yang sudah kita buktikan itu Habib Rizieq selalu menjadi korban dari yang kita sebut 'operasi bendera palsu'," papar Munarman.
Ia memberi contoh kasus pemasangan bendera di depan rumah Rizieq.
Menurut dia, hal ini menjadi contoh ada pihak-pihak yang berupaya memberi citra buruk pada Rizieq.
"Jadi seolah-olah. Jadi Habib Rizieq itu misalnya, contoh konkrit, menurut saya ini kebodohan orang yang melaksanakan operasi ini juga," ungkap Munarman.