Masalah Utama Belajar Online Tiap Daerah Berbeda, Mulai dari Jaringan hingga Tak Miliki Gawai
Nadiem memaparkan kunjungan kerja terkait dengan kuota data internet untuk belajar online dan bantuan operasional sekolah (BOS).
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi X DPR RI menggelar rapat kerja dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Senin (16/11/2020).
Dalam kesempatan itu, Nadiem memaparkan kunjungan kerja terkait dengan kuota data internet untuk belajar online dan bantuan operasional sekolah (BOS).
Adapun kunjungan kerja dilakukan ke tiga daerah yakni Palu di Sulawesi Tengah, Gianyar di Bali, dan Kupang-Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur.
Nadiem menegaskan dirinya mendapat masukan dengan kunjungan kerja ini. Karenanya, dia akan terus melakukan kunjungan kerja di daerah-daerah terluar.
"Saya melakukan banyak pertemuan, di mana kita sangat ingin meningkatkan komunikasi pemda dan akselerasi di masa pandemi. Ini menjadi suatu masukan, input yang didapat dari guru, kepala sekolah, dan kepala dinas. Saya tidak akan berhenti melakukan kunker di daerah terluar untuk mendapatkan perspektif lagi," ujar Nadiem, di ruang rapat Komisi X DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (16/11/2020).
Dari kunjungan kerja yang dilakukan Nadiem, dia mendapati ada kendala yang berbeda-beda di tiap wilayah.
Baca juga: Raker dengan Mendikbud Nadiem, Komisi X DPR Bahas 7 Hal Termasuk Pasal 65 di UU Cipta Kerja
Untuk wilayah Gianyar, Nadiem mengatakan secara universal semua sudah menerima kuota internet. Koneksi internet dan tingkat ekonomi masyarakat di Gianyar pun terbilang baik.
Namun, hal berbeda ditemui Nadiem di wilayah Palu. Meski sebagian besar sudah menerima kuota internet, akan tetapi terdapat masalah jaringan jika berbicara untuk wilayah pesisir dan pelosok atau pegunungan.
"Beda lagi di Pulau Rote, masalah utama terluar terpinggir, walau cantik luar biasa pemandangan, tingkat ekonomi rendah. Masalah utama banyak yang tidak punya gawai. Walau 3G lumayan, sinyal ada. Tapi masalah utamanya tidak punya gawai," kata Nadiem.
Nadiem pun memastikan akan melakukan koordinasi ke depan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait kendala-kendala yang dihadapi.
"Memang masyarakat kita dari sisi handset jaringan, itu yang akan dikoordinasikan dengan Kominfo ke depan akan didorong. Ini alasannya digitalisasi sekolah, penyediaan gawai dalam bentuk laptop akan penting," tandasnya.