Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politikus PDIP Desak Idrus Jamalullail Minta Maaf ke Jokowi dan Megawati

Politikus PDIP Muchamad Nabil Haroen meminta Idrus Jamalullail menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Joko Widodo dan Megawati

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Politikus PDIP Desak Idrus Jamalullail Minta Maaf ke Jokowi dan Megawati
dok
Anggota MPR RI Fraksi PDI Perjuangan M Nabil Haroen 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDIP Muchamad Nabil Haroen meminta Idrus Jamalullail menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.

Hal tersebut disampaikan Nabil, menyikapi pernyataan Idrus yang mendoakan Jokowi dan Megawati berumur pendek saat acara Maulid Nabi yang digelar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shibab pada Sabtu (14/11/2020).

Baca juga: UU Cipta Kerja Masih Mendapat Penolakan, Jokowi: Kalau Sudah Baca, Mereka Akan Berubah

"Saya mendorong agar saudara Idrus Jamalullail menarik ucapannya dan meminta maaf kepada pihak terkait. Hal yang baik untuk disegerakan adalah mendoakan semua pihak agar diberi kesehatan, sekaligus amal baik untuk mengabdi kepada Indonesia, mengabdi untuk kebaikan semua," kata Nabil kepada wartawan, Jakarta, Selasa (17/11/2020).

Menurutnya, FPi juga harus mendorong Idrus untuk meminta maaf, meski doa tersebut disampaikan secara pribadi.

Baca juga: Badan Hukum FPI Siap Dampingi Anies yang Dipanggil Polda Metro terkait Habib Rizieq

Namun, kata Nabil, kejadian berlangsung di agenda yang diselenggarakan FPI, sekaligus juga disiarkan secara langsung melalui saluran media resmi organisasi.

"Saya kira, FPI tidak bisa hanya lepas tangan, tanpa ada sikap kooperatif. Jangan sampai kejadian ini merusak situasi kondusif di Indonesia, jangan rusak Indonesia dengan kebencian dan caci maki," papar Anggota Komisi IX DPR itu.

Berita Rekomendasi

Nabil menyebut, doa yang disampaikan Idrus telah mendorong hasutan dan dapat menciptakan perpecahan di masyarakat.

"Itu tidak hanya tidak patut secara etika, namun juga bertentangan dengan ajaran agama. Terlebih, Nabi Muhammad mengajarkan agama Islam sebagai agama yang menebar rahmah, bukan kebencian dan caci maki," tutur Nabil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas