BPIP: Pendidikan Karakter Modal Awal Tanamkan Nilai Pancasila
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo mengatakan tugas ASN adalah berperan dalam penanaman nilai-nilai Pancasila.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila melalui Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi menyelenggarakan Diskusi dengan tema 'Aktualisasi Nilai Pancasila di Lingkungan ASN Tenaga Pendidik Sebagai Teladan Dalam Bermasyarakat' pada Senin (23/11/2020).
Diskusi dengan peserta 100 ASN Tenaga Pendidik Ambon dihadiri oleh Rektor Universitas Pattimura, Martinus J. Sapteno yang menjelaskan bahwa tenaga pendidik harus mempunyai pemahaman yang utuh tentang nilai-nilai Pancasila.
"Jadi para guru harus mempunyai pemahaman yang utuh sehingga baru mentransformasikan kepada anak didiknya," ujar Martinus, dalam keterangannya, Senin (23/11/2020).
Selain itu, Martinus juga menjelaskan bahwa dalam implementasi nilai Pancasila terlebih dahulu harus jujur kepada diri sendiri.
"Kita harus jujur kepada diri sendiri dulu, karena jika tidak maka implementasi akan jauh dari itu. Selain itu, Kita harus cepat mengambil langkah dalam melawan radikalisme," ujarnya.
Baca juga: BPIP Ungkap Tiga Poin Utama Perkuat Nilai Mutiara Pancasila di Kawasan Perbatasan
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Husein mengatakan saat ini perlu pengamalan nilai Pancasila berdasarkan pengalaman dan praktis kepada peserta didik.
"Penerapan nilai Pancasila lebih jelas yang merupakan pangamalan. Penilaian Pancasila dalam karakter yaitu terintegrasi kepada suluruh mata pelajaran dan terkatualisasi dalam ekstrakurikuler," jelas Husain.
Sementara itu. Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo mengatakan tugas ASN adalah berperan dalam penanaman nilai-nilai Pancasila.
"Sebagai ASN atau abdi negara kita adalah pengawal, penjaga, dan benteng dalam penanaman nilai-nilai Pancasila. Harus menjadi teladan. Karakter seseorang ditentukan dari pendidikan yang diberikan," ujar Benny.
Selain itu Benny menjelaskan bahwa salah satu masalah yang dihadapi bangsa ini adalah rendahnya literasi.
"Problem kita sekarang ini adalah literasi kita rendah. Negara kita majemuk namun jika tidak kritis dalam menghadapi kekayaan dan keberagaman ini khususnya dalam penyebaran informasi maka hoax akan menghancurkan semuanya. Diera digitalisasi orang kehilangan kedalaman, literasi, dan percaya informasi bohong," kata Benny.
Oleh karena itu, Benny mengatakan diperlukan pendidikan sejak dini termasuk pendidikan karakter. Dalam hal ini yang berperan penting adalah orang tua dan guru.
"Sekarang ini interaksi dan komunikasi khususnya dalam proses pembelajaran dari anak dan ibu kurang karena tergantikan oleh kemajuan teknologi. Padahal dari komunikasi langsung ini ada pembentukan karakter. Oleh karena itu pendidikan karakter utama adalah dikeluarga khususnya orang tua dan kemudian disekolah," kata dia.
Benny beranggapan bahwa peran penyelenggara negara berperan dalam penanaman nilai Pancasila baik dalam mensejahterakan masyakat atau keadilan sosial dan sebagainya. Memperjuangkan kebenaran, anti kedzoliman, dan membela keadilan merupakan hal yang harus dilakukan oleh penyelenggara negara seperti yang di utarakan Bung Hatta.
"Hatta menjelaskan Pengakuan itu mewajibkan manusia di dalam hidupnya membela keadilan, dengan kelanjutannya: menentang kedzoliman. ini harus menjadi sumber sila sila selanjutnya dan dilakukan oleh penyelenggara negara. Ini harus dipublikasikan," imbuhnya.
Kedepannya Benny berharap Pancasila dapat menjadi habituasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan bantuan abdi negara dan seluruh komponen masyarakat.
"Konteks kekinian dalam habituasi bukan menjadi doktrin dan hapalan tetapi jadi prilaku. Pancasila harus menjadi keutaman baik kata dan tindakan khususnya para pembuat kebijakan publik dan seluruh elemen masyarakat," tutup Benny.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.