Pernah Jadi Eksportir, Fahri Hamzah Ungkap Jumlah Kerugian Usaha Benih Lobster: Ya Mati Sudah Mati
Di acara Mata Najwa, Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah yang pernah menjadi eksportir benih lobster mengatakan bahwa usaha itu tidak menguntungkan.
Editor: Ananda Putri Octaviani
![Pernah Jadi Eksportir, Fahri Hamzah Ungkap Jumlah Kerugian Usaha Benih Lobster: Ya Mati Sudah Mati](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/fahhria.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Ekspor Benih Lobster kini tengah ramai dibicarakan setelah Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo ditangkap Komisioner Pemberantasan Korupsi (KPK).
Edhy ditangkap soal dugaan kasus suap ekspor benih lobster sepulangnya dari Amerika Serikat di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (25/11/2020).
Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah yang pernah menjadi eksportir benih lobster mengatakan bahwa usaha itu tidak menguntungkan.
![Menteri KKP Edhy Prabowo telah ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka kasus suap terkait perizinan tambak, usaha , dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020, Rabu (25/11/2020).](https://cdn-2.tstatic.net/wow/foto/bank/images/edhytersangka25112020a.jpg)
Baca juga: Di Mata Najwa, Dedi Mulyadi Ngaku Biasa Saja Edhy Prabowo Ditangkap KPK: Tidak Logis Ekspor Benur
Ia mengatakan setelah membeli benih lobster dari nelayan, benih lobster itu harus langsung diekspor.
Jika tidak, keadaan lobster yang sudah mulai berubah akan membuat harga jualnya menurun.
"Belanja kan umurnya itu cuma dua sampai lima hari itu, itu harus segera dikirim."
"Kalau berubah warnanya harganya jatuh, kalau nelayan tidak rugi karena jualnya putut," kata Fahri Hamzah di acara Mata Najwa pada Rabu malam.
Fahri Hamzah yang bertindak sebagai Komisaris mengatakan bahwa pihaknya rugi sampai Rp 200 juta pada operasi pertama.
Menurutnya, kerugian itu cukup berat baginya yang seorang mantan anggota DPR.
"Jadi pengiriman pertama tanggal 16 Juli, rugi saya pantau harga, cek rugi, ya lumayan lah buat pensiunan berat juga."