Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pangdam Jaya Blak-blakan soal Karangan Bunga hingga Alasan Pencopotan Baliho Habib Rizieq Shihab

Mendapatkan karangan bunga karena aksinya menertibkan baliho, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung: Saya Melaksanakan Tugas Aja

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Daryono
zoom-in Pangdam Jaya Blak-blakan soal Karangan Bunga hingga Alasan Pencopotan Baliho Habib Rizieq Shihab
TRIBUN/DANY PERMANA
Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman menjawab pertanyaan redaksi Tribunnews saat berkunjung ke Makodam Jaya, Jakarta, Senin (23/11/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Jadi pemimpin itu harus punya imajinasi, inovasi, visi misi, harapan, dan cita-cita. Kalau tidak punya ini semua datar-datar saja.

Ada pro-kontra, Anda mencopot baliho FPI karena supaya tidak dicopot?

Saya itu dulunya tukang koran. Jadi kalau saya jadi Pangdam, itu sudah luar biasa, saya bersyukur banget. Kalau dicopot, ya saya tidak pernah takut.

Benar. Saya sudah bersyukur. Saya kemarin dalam rangka kesiapan bencana alam, banjir, kemudian kesiapan dalam rangka Pilkada.

Saya katakan, karena saya lihat perilakunya di lapangan seperti itu menghalalkan segala cara, masang baliho seenaknya, kan saya sampaikan kalau perlu dibubarkan, kalau saya tidak bisa membubarkan FPI.

Pangdam membubarkan FPI bukan ranahnya, bukan kewajibannya, bukan tugasnya, tapi dipelesetkan Pangdam membubarkan FPI, itu orang tidak paham berarti.

Pakai logika saja, apa hubungannya Pangdam membubarkan FPI.

BERITA REKOMENDASI

Anda sempat menjadi loper koran?

Waktu saya masih anak-anak Bapak saya meninggal itu. Orang tua saya kan punya anak delapan, saya ini nomor enam.

Bapak saya itu hanya PNS, golongan 2D, tahu sendiri PNS ekonomi seperti apa. Sepeninggal Bapak itu saya jualan klepon, pastel, saya ke warung-warung, taman lalu lintas, ke kodam, ke kantin.

Saya masuk kelas satu SMA, saya harusnya masuk SMA yang pagi, terus saya bilang ke ibu saya suruh menghadap ke kepala sekolah.

Kalau bisa saya masuk yang siang, karena saya mau mengantar koran. Jadi dapatlah yang siang, filialnya SMA 5.


Jadi pagi jam 4 sudah berangkat mengambil koran di Cikapundung. Terus sampai jam 8 pagi. Setelah mengantar koran bsaya cari kayu bakar. Karena masaknya pakai kayu bakar.

Berarti masa muda Panglima bukan seperti anak gaul Bandung?

Rumah saya itu di barak-barak. Jadi asrama itu seperti barak, itu disekat-sekat, pakai bilik-bilik. Atapnya itu tidak ada plafon. Jadi langsung bolong.

Jadi kalau ngobrol dengan tetangga sebelah kedengeran. Kalau ribut ya kedengaran oleh tetangga sebelah. Antara keluarga dengan keluarga itu hanya pakai bilik.

Kenapa milih anggota TNI lewat Akmil?

Saya cita-citanya ingin masuk ITB. Saya ingat dibawa naik motor, nanti Dudung kuliah di sini ya kalau sudah besar. Diajak naik motor.

Nah Bapak tidak ada, saya diterima di perguruan tinggi, di IKIP jurusan matematika, dan beberapa perguruan tinggi lain. Orang-orang yang lulus Sipenmaru itu kan dikumpulkan di Magelang.

Kamu milih mana? Terus ada kesempatan menelepon orang tua. Terus saya telepon, uang dari mana kalau kuliah, kan begitu. Ya sudah, saya masuk akademi militer.

Iseng-iseng aja saya masuk akademi militer. Gratis. Senang saya, makan gratis, dapat uang saku.

Makanya selama pendidikan di akademi militer orang lain kurus-kurus, tertekan, saya gemuk sendiri. hahaha. Saya makan saja. Orang tidak punya, lihat nasi, wah kesempatan kan. Makanya malah gemuk. Saya juga heran.

Pandemi belum selesai, Pemerintah DKI Jakarta memperpanjang masa PSBB transisi. Sebagai pribadi, bagaimana Anda menjaga kesehatan diri sendiri?

Saya yang penting makan teratur, ada vitaminnya. Kan vitamin dari makanan sudah cukup. Sudah ada protein dari telur dan segala macam, nasi segala macam. Yang penting kita fit. Biar imun kita kuat. Saya juga rajin olahraga.

Olahraganya biasanya apa?

Jalan, kemudian tenis meja. Tenis meja kan keringatnya cepat sekali. Tenis lapangan. Karena kan perintah KSAD setiap hari kita olahraga biar bugar. Nah yang paling penting lagi, hati kita. Jangan stres. Kalau stres pikiran macam-macam. Santai saja.

Secara berkala Anda melakukan tes, rapid tes, PCR?

Jelas.

Berapa lama sekali?

Ya sering. Kita kalau ke istana ada kegiatan kan pasti. Terus kalau kegiatan kemarin kita mau ada cek up, saya juga dicek.

(Tribunnews.com/Shella)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas