Deretan TPS Unik di Berbagai Daerah, Mulai Bertema Hello Kitty hingga Tahanan KPK
Berikut deretan TPS-TPS unik dan lucu yang ada di Indonesia, mulai bertema Hello Kitty, sekolah dan hingga Tahanan KPK
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat di 270 daerah di Indonesia merayakan pesta demokrasi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tahun 2020, Rabu (9/12/2020).
Mereka ada yang memilih gubernur dan wakilnya maupun wali kota beserta wakilnya.
Diketahui juga, Pilkada Serentak tahun 2020 berbeda dari perayaan demokrasi sebelumnya.
Di tahun 2020 bangsa Indonesia sedang diterpa pandemi Covid-19.
Meskipun demikian, hal ini tidak menyurutkan masyarakat untuk terus berinovasi dan mengasah kreativitas.
Terbukti dari adanya Tempat Pemungutan Suara alias TPS yang didesain dengan tema unik dan menarik tentunya.
Berikut Tribunnews sajikan TPS unik di berbagai daerah yang dirangkum dari berbagai sumber.
Baca juga: Serunya Nyoblos di TPS 18 Ambarketawang, Pemilih Disambut Petugas KPPS Berseragam Medis
Bertema Hello Kitty
Satu di antaranya TPS 1 di Kampung Cijeruk RT 19 RW 20, Desa Cintaraja, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.
TPS tersebut dihias dengan berbagai dekorasi bergambar kartun, seperti gambar tokoh kartun Doraemon dan Hello Kitty.
Tidak hanya itu, para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) juga tidak kalah mencuri perhatian.
Bukan berseragam batik atau kemeja putih, mereka memilih menggunakan kaus berwarna pink.
Kaus itu juga bertuliskan crew di bagian belakang.
Seorang pemilih bernama Vera Shopia Lutpiyanti, menyambut baik dengan inisiatif yang dilakukan oleh petugas KPPS.
Bahkan dirinya mengaku beru pertama kali melihat TPS berkonsep lucu dan unik itu.
"Respons saya saat melihat keunikan tersebut ya bangga karena pemuda pemudi di kampung Cijeruk mempunyai inspirasi dan inovasi yang tinggi."
"Pemilih lain juga banyak yang tertawa ketika melihatnya karena unyu-unyu," katanya kepada Tribunnews, Rabu (9/12/2020).
Vera juga sempat bertanya-tanya kepada petugas KPPS alasan mereka menerapkan konsep unik di TPS-nya.
Dari pengakuan yang ada, mereka ingin mencoba hal baru.
"Saya sempat tanya-tanya ke panitia, katanya mencoba hal yang baru untuk menghidupkan suasana TPS biar lebih berwarna ,sehingga ketertarikan masyarakat untuk datang ke TPS," imbuh Vera.
Sedangkan bagi Vera, dia sangat setuju dengan menerapkan konsep berbeda daripada biasanya.
"Saya setuju-setuju saja supaya ada daya tarik bagi masyarakat agar bisa ke TPS, melakukan hal yang unik bisa menjadi manfaat juga lah," tandasnya.
Baca juga: Petugas TPS Datangi Rutan, 7 Tahanan Polda Bengkulu Gunakan Hak Pilihnya
Bertema Sekolah
Suasana berbeda tampak terlihat di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 03, Desa Karanganyar, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (9/12/2020).
Para petugas di TPS tersebut terlihat mengenakan seragam sekolah, dari sekolah dasar, lengkap dengan topi dan dasi berwarna merah putih, seragam SMP, dan SMA.
Beberapa warga yang datang untuk menyalurkan suaranya di TPS itu pun langsung, mengabdikan gambar para petugas menggunakan telepon genggamnya.
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 03 Imam Agus Maulana mengatakan, petugas sengaja memakai seragam sekolah agar masyarakat antusias dalam menyalurkan hak suaranya di TPS ini.
"Kami sengaja mengambil konsep kangen sekolah di TPS ini, karena saat ini di tengah pandemi hingga sekarang anak-anak khsusunya belum bisa berangkat sekolah," kata Imam dikutip dari TribunJateng.
Imam menuturkan, ide tersebut juga sudah dipersiapkan oleh petugas beberapa hari yang lalu.
"Ini baru pertama kali di TPS ini. Kita memang sudah siapkan ide ini dari beberapa hari lalu, supaya warga antusias datang ke sini," tuturnya.
Selain itu juga, ingin meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilihan bupati dan wakil bupati pekalongan tahun 2020.
"Di TPS 03 ada 301 daftar pemilih tetap (DPT), harapan kami target 90 persen kedatangan pemilih bisa tercapai," imbuhnya.
Fatkhul Khoiri (28) warga Desa setempat mengatakan, konsep petugas KPPS yang menggunakan seragam sekolah ini membuat terhibur masyarakat yang akan memilih.
"Konsepnya bagus dan warga yang datang ke TPS terhibur dengan pakaian yang digunakan oleh petugas TPS," katanya.
Ia berharap nantinya bupati dan wakil bupati yang jadi bisa menjadi panutam masyarakat dan bisa menyelesaikan virus corona di Kabupaten Pekalongan.
Baca juga: Ketua KPU RI Sebut Pemilih Sudah Paham Datang ke TPS Sesuai Waktu yang Tertulis di Form C6
Bertema Tahanan KPK
Ada yang berbeda dari suasana persiapan menyambut tahapan pemungutan suara Pilkada Solo 2020.
Khususnya, di RW 117, Kampung Bibis Kulon, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
Di sana ada sebuah Tempat Pemungutan Suara yang bernama TPS Anti Korupsi.
Terlihat beberapa atribut unik terpajang di setiap sisi TPS dan banyak tulisan jargon mengenai semangat pemberantasan korupsi.
Ketua RW 117, Agustinus Sigit Suseno mengatakan tema anti korupsi diambil berawal dari sebuah rasa keprihatinan terhadap moral bangsa.
"Sebetulnya ini sudah rencana lama, tapi ternyata beberapa waktu lalu ada beberapa pejabat kita yang tertangkap karena kasus korupsi," kata Agustinus dikutip dari TribunSolo.
Tidak hanya foto dan spanduk jargon, panitia dari KPPS juga menyiapkan seragam yang serupa dengan baju tahanan dengan bertuliskan 'Bukan Tahanan KPK'.
"Ini sebetulnya bentuk sindiran kami, kepada siapapun pemimpin yang terpikih agar jangan sampai terjebak di lubang yang sama," terangnya.
Dalam pelaksanaannya, Agustinus merangkul banyak pihak seperti Mayor Haristanto sang mantan Presiden Pasoepati untuk merencanakan TPS Anti Korupsi.
"Kami sejak lama sering berdiskusi dan ini adalah bentuk realisasinya," ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dan TribunSolo.com dengan judul TPS Unik di Kab Pekalongan, Tema Kangen Sekolah, Petugas KPPS Pakai Seragam Sekolah dan Ada TPS Anti Korupsi, Petugas Pakai Kostum Oranye Bak Tahanan 'KPK'
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJateng.comIndra Dwi Purnomo)(TribunSolo/Muhammad Irfan Al Amin)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.