Kemlu: 25 Dubes akan Hadir Dalam Perhelatan BDF 2020
25 Duta Besar yang berkedudukan di Jakarta akan hadir dalam perhelatan Bali Democracy Forum (BDF) ke 13 secara hybrid pada Kamis (10/12/2020).
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Sekiranya 25 Duta Besar (Dubes) yang berkedudukan di Jakarta direncanakan akan hadir dalam perhelatan Bali Democracy Forum (BDF) ke 13 secara hybrid pada Kamis (10/12/2020) .
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) Teuku Faizasyah dalam konferensi pers jelang BDF 2020, Rabu (9/12/2020).
"Ada 25 kami menyebutnya head of delegation 24 di antaranya adalah duta besar," kata Faizasyah.
"Dubes yang bisa kami konfirmasi Dubes dari EU, Afghanistan, Belanda dan beberapa negara lain termasuk Ethiopia," lanjutnya.
Baca juga: Kemlu : WNI Terkonfirmasi Covid-19 Di Luar Negeri Capai 2095 Orang, Tingkat Kesembuhan 69,3 Persen
Penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF) ke 13 akan dilakukan secara tatap muka dan virtual (hybrid) di Sofitel Nusa Dua Bali dengan membatasi kapasitas peserta yang hadir sebanyak 50 orang.
Kemlu memastikan bahwa acara dilakukan dengan memenuhi protokol kesehatan termasuk dengan melakukan pemeriksaan PCR sehari sebelum penyelenggaraan.
Dubes Teuku Faizasyah menjelaskan bahwa penyelenggaraan BDF 2020 di tengah pandemi Covid-19 bukan tanpa alasan.
Pemerintah bermaksud untuk mendorong sektor pariwisata sehat di Indonesia, termasuk dengan mengajak para Dubes memperlihatkan kesiapan Bali menyambut wisatawan internasional.
"Bali berangsur-angsur menunjukan kesiapannya. Dengan dibukanya Bali yang bergantung pada tourism adalah kesempatan untuk mengabarkan duta besar yang ke Bali melihat langsung kesiapan bali dan melihat langsung beberapa spot wisata," ujarnya
Baca juga: Bali Surganya Kuliner Tradisional Nikmat, dari Sate Lilit dan Lawar Sampai Bebek Betutu
Baca juga: Pulihkan Kepercayaan Wisatawan, Pelaku Usaha Pariwisata Bali Disertifikasi Sesuai Protokol Kesehatan
BDF ke 13 mengusung tema 'Democracy and Covid-19 Pandemic' yang mengangkat diskusi bagaimana negara-negara di kawasan Asia Pasifik khususnya mencari keseimbangan melakukan demokrasi di tengah pandemi.
"Yang diutamakan bagaimana masing-masing negara merespon dan membangun ketahanan yang tentunya tidak mudah, karena adanya pembatasan-pembatasan berkegiatan," ujarnya.
Hasil dari penyelenggaraan BDF menegaskan kembali Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dan sebagai negara yang menginisiasi BDF.
BDF diharapkan memberikan rekomendasi konkrit yang mampu menjawab pertanyaan serta bermanfaat bagi peserta dalam penanganan pandemi covid-19.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.