Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahfud MD: Pilkada Di Tengah Covid Menuntut Kita Lebih Ekstra Hati-hati

Bahkan, Mahfud menyebut ada sejumlah daerah yang tetap melakukan perlawanan meski paslon yang didukung kalah.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Mahfud MD: Pilkada Di Tengah Covid Menuntut Kita Lebih Ekstra Hati-hati
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan, sejumlah tahapan Pilkada serentak masih berlangsung di masa pandemi Covid-19.

Sehingga, potensi kemunanan massa bisa terjadi kapan saja.

Bahkan, Mahfud menyebut ada sejumlah daerah yang tetap melakukan perlawanan meski paslon yang didukung kalah.

Hal itu disampaikan Mahfud Md saat konferensi pers terkait Monitoring Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu (9/12/2020).

Baca juga: Pilkada Solo, Data Masuk 100 Persen, Gibran-Teguh Unggul Telak versi Hitung Cepat 2 Lembaga Survei

"Tapi memang ada satu daerah atau suatu kawasan daerah tertentu itu yang pokoknya siapapun yang menang ya dilawan. Meskipun tahu kalah. Kalau perlu bakar Kantor KPU, bakar kantor Bupati itu tuh ada daerah yang begitu," kata Mahfud.

Maka dari itu, Mahfud mengingatkan jajaran aparat serta Satgas Covid-19 untuk tetap berhati-hati dalam situasi pandemi sekarang ini.

Berita Rekomendasi

Ia meminta agar setiap pergerakan massa yang bisa menimbulkan kerumunan untuk dicegah lebih dahulu.

"Memang agak menuntut kita untuk lebih ekstra hati-hati ya dari situasi seperti ini kadang kala, padahal ini situasinya pandemi semuanya terbahayakan yang melakukan kerumunan atau pengerahan massa," jelasnya.

Menurut Mahfud, tindakan massa yang berkerumun saat tahapan Pilkada ini jelas membahayakan aparat dan masyarakat sekitar.

"Aparatnya juga bisa terancam oleh penularan kemudian orang lain juga bisa kena, itu yang tidak ikut-ikut. Sehingga bisa menjadi klaster lasuster yang membahayakan," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas