Kemenko PMK: Inisiatif Sekolah Dibutuhkan untuk Hadapi Kendala Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19
Menurut Agus Sartono, inisiatif dari guru dan sekolah sangat dibutuhkan di tengah keterbatasan untuk menjalani pembelajaran.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Agus Sartono mengatakan saat ini dibutuhkan inovasi dalam pembelajaran selama pandemi Covid-19.
Menurut Agus, inisiatif dari guru dan sekolah sangat dibutuhkan di tengah keterbatasan untuk menjalani pembelajaran.
"Inisiatif dari pihak sekolah sangat diperlukan. Dengan menggunakan tiga pendekatan yang diamanatkan oleh Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan, konsep 3N, yakni Niteni, Niroke, dan Nambahi yang berarti mengamati, meniru, dan menambahkan. Pendekatan ini bisa dilakukan dimana pun," ujar Agus melalui keterangan tertulis, Minggu (13/12/2020).
Masa Pandemi Covid-19 membuat pola pendidikan berubah dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh.
Bagi daerah yang mengalami kendala akses internet dan ketiadaan gawai, pembelajaran jarak jauh cukup sulit untuk dilakukan. Selain itu, proses belajar mengajar yang membutuhkan praktek secara langsung juga mengalami kendala.
Menurut Agus, guru adalah pihak yang bisa mendidik anak-anak penerus bangsa di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19.
"Siapa yang bertanggung jawab untuk hal itu? jawabannya adalah guru. Karena itu mari setiap kita menjadi guru. Jadi tidak hanya dosen atau guru di sekolah, kita semua harus menjadi guru," tutur Agus.
Seperti diketahui, Pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.
Dalam SKB yang ditandatangani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, serta Menteri Dalam Negeri ini disebutkan satuan pendidikan diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021, dengan syarat protokol kesehatan yang ketat.