Rekonstruksi Penembakan 6 Pengawal Rizieq Beda dengan Kronologi FPI, Polisi: Berdasar Saksi & Bukti
Rekonstruksi penembakan terhadap 6 laskar FPI berbeda dengan kronologi yang disampaikan pihak FPI.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM- Rekonstruksi penembakan terhadap 6 laskar FPI berbeda dengan kronologi yang disampaikan pihak FPI.
Pihak kepolisian pun menegaskan bahwa rekonstruksi tersebut berdasar pada keterangan saksi dan bukti petunjuk.
Kepolisian menolak menanggapi adanya perbedaan kronologi kejadian bentrokan yang dijelaskan oleh FPI dengan hasil rekonstruksi yang digelar polisi.
"Saya dalam kondisi merespons penjelasan mereka," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi kepada wartawan, Senin (14/12/2020).
Andi menyampaikan rekontruksi yang digelar berdasarkan keterangan saksi dan bukti yang dimiliki oleh polisi.
Baca juga: Pesan Rizieq Shihab pada Munarman di Dalam Penjara Soal Tewasnya 6 Laskar FPI: Bongkar hingga Akar
Baca juga: Jurnalis Edy Mulyadi Tak Penuhi Panggilan Bareskrim Polri Terkait Kasus Tewasnya 6 Laskar FPI
Baca juga: Berstatus Tersangka, Ketua Umum FPI Sobri Lubis Berencana Ajukan Praperadilan
"Bahwa rekonstruksi yang dilakukan hari ini dibangun dari keterangan saksi dan bukti petunjuk," tukasnya.
Atas insiden bentrok tersebut, FPI mengklaim enam orang Laskar Pengawal Rizieq Shihab sempat diculik.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FPI Ahmad Shabri Lubis dalam keterangannya, Senin (7/12/2020).
"Bahwa benar ada peristiwa penghadangan, penembakan terhadap rombongan IB HRS dan keluarga serta penculikan terhadap 6 orang laskar pengawal IB," ucap dia.
Shabri Lubis mengatakan, insiden bentrok itu terjadi di pintu Tol Karawang Timur.
Kejadian berawal saat rombongan Rizieq Shihab sedang dalam perjalanan menuju ke tempat acara pengajian subuh keluarga sambil memulihkan kondisi.
Acara subuh keluarga tersebut merupakan acara internal.
"Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian Subuh keluarga tersebut, rombongan dihadang oleh preman OTK (Orang tak dikenal) yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan IB," ucap dia.
Para preman OTK yang bertugas operasi tersebut, kata Shabri, menghadang dan mengeluarkan tembakan kepada Laskar Pengawal keluarga Rizieq Shihab.
"Para penghadang berhasil melakukan penembakan dan 1 mobil berisi 6 orang laskar masih hilang diculik oleh para preman OTK bertugas operasi," kata dia.
Baca juga: Kuasa Hukum Ungkap Alasan Habib Rizieq Tunda Ajukan Praperadilan
Baca juga: Isi Surat Habib Rizieq dari Balik Penjara untuk Istri dan Anak, Minta Dikirimi Kurma untuk Sahur
Baca juga: Rizieq Shihab Tulis Surat untuk Keluarga: Abah dalam Kondisi Sehat, Aman, Nyaman, Tenang, dan Senang
Respons Pihak Keluarga
Ayah dari anggota Laskar Khusus Front Pembela Islam (FPI) Luthfi Hakim (24) menyatakan putranya tidak pernah membawa senjata apapun saat mengawal Rizieq Shihab (MRS).
Luthfi Hakim jadi satu dari enam pengikut Rizieq Shihab yang tewas dalam insiden bentrok dengan polisi di tol Jakarta-Cikampek KM 50 Senin (7/12/2020) kemarin.
"Anak saya tidak pernah bawa senjata apapun, pisau saja tidak pernah apalagi pistol atau senjata api," ucap dia di hadapan anggota Komisi III DPR RI, Kamis (10/12/2020).
Kamis siang, empat anggota keluarga dari enam pengikut Rizieq Shihab yang tewas menggelar rapat bersama Komisi III DPR RI.
Empat anggota keluarga yang hadir di antaranya; perwakilan keluarga Luthfi Hakim, perwakilan keluarga Mohammad Suci Khadafi Poetra, perwakilan keluarga Andi Oktaiwan, dan perwakilan keluarga M. Reza.
Mereka semua menyambangi Komisi III DPR RI bermaksud meminta keadilan atas insiden yang menewaskan enam Laskar FPI atas nama Faiz Ahmad Syukur (22), Andi Oktiawan (33), M. Reza (20), Muhammad Suci Khadavi Poetra (21), Akhmad Sofiyan (26), dan Luthfi Hakim.
Ayah Luthfi mengakui bahwa putranya merupakan anggota Laskar Khusus FPI.
Luthfi biasa bertugas mengawal Rizieq Shihab mulai hari Rabu - Minggu.
Keberadaan Laskar Khusus FPI dimaksudkan untuk menjaga Rizieq Shihab beserta keluarga.
Ayah Luthfi menceritakan, putranya pamit dari rumah untuk mengawal Rizieq Shihab ke Megamendung, Bogor pada Kamis (3/12) sore pekan lalu.
Saat pamit, Luthfi sempat meminta ridho kepada dua orang tuanya.
"Pamit itu Kamis sore, dia minta ridho untuk mengawal Habib Rizieq. Sama uminya (ibunya) begitu juga (minta ridho)," kata Ayah Luthfi.
Luthfi saat pergi dari rumah hanya membawa sebuah tas kecil yang biasa digunakan untuk menyimpan Handphone (HP), KTP, dan barang-barang berharga lainnya.
Ayah Luthfi memastikan, putranya tidak membawa apapun selain tas kecil yang dimaksud.
"Saya ingat anak saya itu bawa tas kecil buat HP, KTP dan lain-lainnya, tidak ada senjata atau apapun itu," ucap dia.
Ayah Luthfi terakhir berkomunikasi dengan putranya pada hari Minggu pukul 14:00 WIB.
Baca juga: Diperiksa Polisi, Ketua Umum FPI dan Panglima LPI Baru Ditanya 17 Pertanyaan Hingga Sore
Baca juga: Irjen Fadil Ungkap Kronologi Hingga Hasil Uji Balistik Terkait Tewasnya 6 Laskar FPI pada Komnas HAM
Dari komunikasi itu diketahui Luthfi dalam kondisi sehat, namun tidak bisa memastikan kapan bisa pulang ke rumah.
"Saya chatting-an (sama Lutfhi), jawabannya, 'Alhamdulillah saya sehat, saya belum bisa pulang bi, kurang tahu kapan pulangnya.' Setelah itu saya tidak berhubungan lagi," ucap Ayah Luthfi.
Senin sekira pukul 15:00 WIB, Ayah Luthfi mendengar kabar bahwa putranya jadi satu di antara yang tewas dalam insiden bentrok FPI dengan polisi.
Informasi itu ia terima dari tetangga yang ke rumah.
"Memberitahukan bahwa di berita media sosial dan TV, itu anak saya (Luthfi) termasuk yang diculik," ucap dia.
Namun yang terjadi bahwa Luthfi telah tewas.
Hingga akhirnya jenazah Luthfi bisa dibawa ke Markas FPI di Petamburan III untuk dimandikan, disalatkan, sebelum kemudian dikuburkan di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.
Ayah Luthfi menyaksikan proses pemandian jenazah Luthfi.
Melihat kondisi tubuh Luthfi, ada sejumlah hal yang membuat Ayah Luthfi menduga telah terjadi penyiksaan.
"Saya melihat sendiri pas dimandikan, menyaksikan, itu kayak disiksa, di punggung seperti 'geseng' (memar) terus mohon maaf, kemaluannya itu bekas diinjak, dan pipinya bengkak biru, dan kulit tangannya terkelupas," ujar ayah Luthfi.
"Dan juga tembakannya itu dari jarak dekat, ada empat lubang di bagian dada, tembus sampai ke belakang semua. Kulitnya di bagian punggung dan juga dada agak terkelupas, agak lebar (bekas luka tembakannya) jadinya," sambung dia.
Ayah Luthfi mengungkapkan, sampai saat ini pihak keluarga belum mengetahui di mana kartu tanpa pengenal (KTP) dan Handphone Luthfi.
"KTP, HP, dan tas Luthfi sampai sekarang tidak ada," pungkas dia.