Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembukaan Lahan Diminta Tidak dengan Cara Membakar

Gagasan program ini muncul beriringan dengan ditemukannya teknologi Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pembukaan Lahan Diminta Tidak dengan Cara Membakar
Tangkap layar akun YouTube mitrainsani Chanel
Teknik Pertanian Di Lahan Gambut Tanpa Bakar. Jawaban Bagaimana Cara Menyadarkan Masyarakat Agar Menerapkan Teknik Bertani Tanpa Pembakaran Lahan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Restorasi Gambut (BRG) terus berupaya memulihkan dan menjaga gambut.

Selain menggandeng pemerindah daerah dan akademisi, BRG juga menggandeng pengelola pondok pesantren untuk menjalani Sekolah Lapang Petani Gambut.

Program Sekolah Lapang Petani Gambut berisi materi dan pembelajaran mengenai pertanian alami tanpa bakar di areal gambut dan restorasinya.

Baca juga: Kolaborasi Berbagai Pihak Telah Hasilkan 626 Desa Peduli Gambut

Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRG, Suwignya Utama, Sekolah Lapang Petani Gambut menjadi solusi bagi para petani atas pelarangan pembukaan lahan dengan cara membakar.

Gagasan program ini muncul beriringan dengan ditemukannya teknologi Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).

“Pada 2016, kami kumpulkan para petani inovator gambut yang menemukan cara bertani di lahan gambut tanpa membakar dan bisa menggunakan nutrisi tanaman buatan sendiri,” kata Suwignya saat membuka program Sekolah Lapang Petani Gambut di Pondok Pesantren Al Mutaqien Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau.

Berita Rekomendasi

Dari kegiatan Sekolah Lapang Petani Gambut ini, BRG memperkuat melalui Masjid Peduli Gambut. Yang terbaru, BRG menggandeng pesantren untuk mengajarkan kepada para santri mengenai aktivitas pembukaan dan pengelolaan lahan secara alami.

“Pesantren di sini (Riau) sangat banyak. Beberapa diantaranya punya lahan produktif,” kata dia.

Baca juga: BRG Gandeng Masjid Sebagai Pusat Dakwah dan Penjaga Ekosistem Gambut

Suwignya berharap kerja sama dan pelatihan ini bisa menjadi pengerak ekonomi pondok pesantren. ”Sehingga ekonomi pesantren dari lahan-lahan tadi bisa untuk menyuplai para santri dan warga sekitar pesantren,” ujar dia.

Sementara itu, Pengurus Ponpes Al Muttaqin, KH Muhammad Winto mengakui program ini sebagai solusi. Sebab, dia menyebut, pembakaran untuk membuka lahan banyak dilakukan masyarakat.

“Dulu warga beranggapan, mengolah gambut tanpa dibakar itu tidak bisa, tapi sekarang sudah ada tekniknya,” ucap dia.

Dia berharap program Sekolah Lapang Petani Gambut di pesantrennya bisa dipraktikan para santri dan pengajar. Dengan kegiatan itu, dia berharap kebakaran lahan gambut dapat dihindarkan.

Program Sekolah Lapang Petani Gambut ini menggandeng Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas