Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Epidemiolog Sebut Masyarakat Layak Menantikan Vaksin Sinovac, Ini Alasannya

Pakar Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebut vaksin virus corona asal China, Sinovac, layak untuk dinantikan.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Gigih
zoom-in Pakar Epidemiolog Sebut Masyarakat Layak Menantikan Vaksin Sinovac, Ini Alasannya
WANG ZHAO / AFP
ILUSTRASI VAKSIN: Vaksin Sinovac Biotech, salah satu dari 11 perusahaan China yang disetujui untuk melakukan uji klinis vaksin virus corona potensial, ditampilkan pada konferensi pers selama tur media di sebuah pabrik di Beijing pada 24 September 2020 . Pakar Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebut vaksin virus corona asal China, Sinovac, layak untuk dinantikan. 

TRIBUNNEWS.COM - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebut vaksin virus corona asal China, Sinovac, layak untuk dinantikan.

Pasalnya, vaksin tersebut bekerja sama dengan PT Bio Farma dan sudah berada di Indonesia.

Hal itu disampaikan Dicky dalam diskusi daring bertajuk 'Indonesia Siap-siap Vaksinasi' pada Sabtu (19/4/2020).

"Kita tentu berharap (vaksin) yang terbaik dan Sinovac itu layak ditunggu."

Baca juga: Menko PMK Tekankan Pentingnya Unsur Keamanan dan Efektivitas Vaksin Covid-19

"Karena (sudah) ada di kita, artinya kemungkinan produksinya lebih mudah," kata Dicky.

Dicky juga berharap masyarakat mempercayakan produksi vaksin virus corona kepada PT Bio Farma.

Sebab, perusahaan pelat merah itu telah dipercaya oleh pemerintah untuk melakukan riset keperluan produksi vaksin.

Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman
Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman (dokumen pribadi)
Berita Rekomendasi

Terlebih, PT Bio Farma juga memiliki nama dan kapabilitas yang sudah diakui oleh dunia.

Bahkan, Dicky menyampaikan, nama Bio Farma justru lebih dikenal dibanding Sinovac itu sendiri.

"Bio Farma itu salah satu industri vaksin yang terkemuka di dunia. Saya banyak kerja sama dengan bio farma karena sudah punya nama."

Baca juga: Jokowi Jadi Orang Pertama Penerima Vaksin Corona, La Nyalla: Teladan yang Baik

"Kalau boleh jujur, dibanding Sinovac sendiri, reputasi Bio Farma jauh lebih mengglobal," terang Dicky.

Dokter lulusan FK Unpad Bandung ini menuturkan, vaksin Sinovac juga memiliki proteksi yang jauh lebih sempurna.

Hal itu bila dibandingkan dengan vaksin yang menggunaan messenger RNA atau mRNA, seperti Pfizer dan Moderna.

Petugas medis menunjukkan contoh (dummy) vaksin covid saat simulasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di RSI Jemursari, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12/2020). Acara simulasi vaksinasi dihadiri Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar. Surya/Ahmad Zaimul Haq
Petugas medis menunjukkan contoh (dummy) vaksin covid saat simulasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di RSI Jemursari, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12/2020). Acara simulasi vaksinasi dihadiri Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar. Surya/Ahmad Zaimul Haq (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

"Jadi kita sangat percayakan itu dan kenapa 'worth it' untuk ditunggu karena jenis vaksin yang saat ini diteliti Unpad memiliki proteksi yang jauh lebih sempurna dan lengkap dibanding messenger RNA (mRNA)," ungkapnya.

Walaupun saat kini belum ada jaminan keampuhan vaksin, Dicky menyarankan agar masyarakat mempercayai kinerja Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Baca juga: China akan Suntikkan Vaksin Sinopharm dan Sinovac kepada 50 Juta Warganya Jelang Tahun Baru Imlek

"Sikap kita saya sarankan percayakan pada Badan POM yang akan bertanggung jawab."

"Mereka orang-orang beritegritas dan sampai saat ini masih bisa kita andalkan," ujar Dicky.

Diketahui, saat ini penggunaan vaksin Sinovac di Indonesia masih menunggu surat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

VAKSIN COVID-19 - Petugas cargo Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, mengangkut vaksin Sinovac, Corona, Selasa (8/12/2020)
VAKSIN COVID-19 - Petugas cargo Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, mengangkut vaksin Sinovac, Corona, Selasa (8/12/2020) (Tribun Ambon/biro media_setpres)

BPOM akan memberikan izin edar darurat vaksin atau emergency use authorization jika vaksin sudah melalui tahap uji klinis.

Menurut panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), izin edar darurat akan diterbitkan tiga bulan setelah vaksin disuntikkan ke tubuh relawan dalam proses uji klinis.

Baca juga: Pemerintah Tegaskan Tidak akan Terburu-buru Lakukan Vaksinasi Covid-19

Setelah disuntik, relawan akan dipantau dalam tiga periode, yakni setelah satu bulan, tiga bulan, dan enam bulan.

Dalam tiga periode tersebut, para peneliti akan mengumpulkan data-data, menganalisis, dan melaporkannya ke Badan POM.

Sementara, Badan POM bertugas melakukan evaluasi terkait khasiat dan keamanan vaksin, jika vaksin terbukti efektif dan aman, maka izin edar darurat akan diterbitkan.

Hasil uji klinik Sinovac keluar akhir Januari

Sebelumnya diberitakan, Tim Mikrobiologi Uji Klinis Vaksin Universitas Padjadjaran dr Sunaryati Sudigdoadi mengatakan, pengujian vaksin Sinovac baru akan rampung pada akhir Mei 2021.

Laporan mengenai efikasi, keamanan, Imunogenisitas vaksin Sinovac baru bisa dilaporkan enam bulan pasca uji penyuntingkan ke dua.

"Kita mulai uji klinis itu di bulan Agustus ya, lalu kita merekrut 1620 relawan yang memang berdasarkan schedule."

Baca juga: Bamsoet Apresiasi Biaya Vaksinasi Covid-19 Ditanggung Negara

"Secara total akan berakhir untuk melihat efikasi, keamanan, dan Imunogenisitas itu finalnya di akhir Mei," kata Sunaryati dalam diskusi Trijaya FM, Sabtu, (12/12/2020).

Meskipun rampung akhir Mei, Tim Uji Vaksin bisa melaporkan hasil evaluasi uji penyuntikan tersebut pada akhir Januari 2021.

Relawan mengenakan masker dan pelindung wajah memperlihatkan nomor peserta Uji Klinis Vaksin Covid-19 saat akan menjalani penyuntikan vaksin di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Jumat (14/8/2020). Penyuntikan vaksin Covid-19 buatan China tersebut serentak dilakukan kepada 100 orang relawan di lima lokasi berbeda di Kota Bandung, yakni di Balai Kesehatan Unpad, Puskesmas Garuda, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Dago, dan Puskesmas Ciumbuleuit. Penyuntikan vaksin dilakukan setelah para relawan menjalani pemeriksaan spesimen usap pada kunjungan pertama dan hasilnya menunjukkan tidak terinfeksi virus corona penyebab Covid-19. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Relawan mengenakan masker dan pelindung wajah memperlihatkan nomor peserta Uji Klinis Vaksin Covid-19 saat akan menjalani penyuntikan vaksin di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Jumat (14/8/2020). Penyuntikan vaksin Covid-19 buatan China tersebut serentak dilakukan kepada 100 orang relawan di lima lokasi berbeda di Kota Bandung, yakni di Balai Kesehatan Unpad, Puskesmas Garuda, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Dago, dan Puskesmas Ciumbuleuit.  (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Hal itu karena dari 1620 relawan, 540 diantaranya telah telah melewati enam bulan pasca penyuntikan ke dua.

"Karena sebetulnya kan evaluasi itu dilihat dari para relawan setelah mendapat dua kali vaksinasi."

"Itu akan dilihat imunogenisitasnya itu pada bulan ke enam setelah vaksinasi."

"Itu akan dilihat di akhir Januari, jadi tentunya dari tim uji klinik belum bisa lakukan publikasi sebelum akhir Januari," kata dia.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Gratis, Kemenkes: Tanpa Syarat Apapun

Sehingga, hasil laporan itu dapat menjadi bekal bagi BPOM untuk mengeluarkan izin edar atau penggunaan darurat atau Emergency used Authorization (EuA).

"Kita akan memberikan laporan ke BPOM tentang efikasi, keamanan, dan imunogenisitas sehingga nanti akan dinilai BPOM."

"Apakah memang sudah layak, kalau memang di periode setengahnya itu (akhir Januari) sudah bisa dilaporkan, BPOM akan mengeluarkan izin edar, untuk kemudian vaksinasi," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana, Taufik Ismail)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas