Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tetap Patuhi Protokol Kesehatan, Jangan Sampai Terpapar Covid-19 Dulu Baru Tergantung dengan Vaksin

Kendala di kebijakan publik juga berpengaruh kapan masyarakat umum akan mendapatkan vaksin Covid-19.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tetap Patuhi Protokol Kesehatan, Jangan Sampai Terpapar Covid-19 Dulu Baru Tergantung dengan Vaksin
Tribun Ambon/biro media_setpres
VAKSIN COVID-19 - Petugas cargo Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, mengangkut vaksin Sinovac, Corona, Selasa (8/12/2020) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku Turro Wongkaren mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap pandemi Covid-19.

Sebab, meski vaksin Covid-19 telah tiba di Indonesia, namun ada kemungkinan vaksin yang disuntikkan ke masyarakat umum akan dilakukan pada semester kedua tahun 2021.

Turro bahkan menyebut, hal itu jika tidak terjadi hambatan dalam proses uji klinis, pengujian di BPOM dan distribusi di seluruh wilayah Indonesia.

"Kita harus hati-hati karena vaksin itu kalau sesuatunya berjalan baik, untuk masyatakat umum baru keluar pada semester kedua 2021. Masih lama," kata Turro, Senin (21/12/2020).

Kepala Lembaga Demografi FEB UI ini pun menyebut, kendala di kebijakan publik juga berpengaruh kapan masyarakat umum akan mendapatkan vaksin Covid-19.

Baca juga: Tips Dokter Reisa Agar Tak Sesat Informasi Seputar Vaksinasi

Maka dari itu, Turro mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin protokol kesehatan serta tetap menjaga lingkungan sekitar terhindar dari virus Corona.

Menurutnya, jangan sampai masyarakat terpapar Covid-19 dulu baru tergantung dengan vaksin.

Berita Rekomendasi

"Jadi memang harus diperpanjang (protokol kesehatan,red). Jangan sampai sebelum vaksin beneran datang, kita sudah kena (Covid-19) duluan," jelasnya.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Badan POM, Lucia Rizka Andalusia buka suara terkait pemberitaan di media massa yang menyebut bahwa WHO telah membandingkan 10 vaksin Covid-19, di mana Sinovac merupakan vaksin paling lemah dan Indonesia satu-satunya yang memesan vaksin Sinovac.

Lucia menerangkan, hingga saat ini, tidak ada dokumen dan informasi resmi dari WHO yang membandingkan respon imunitas 10 kandidat vaksin, atau pernyataan bahwa vaksin Sinovac rendah sebagaimana ditampilkan dalam pemberitaan.

Baca juga: Pakar : Ibu Hamil dan Lansia Juga Perlu Divaksinasi Covid-19

"Hal ini pun sudah kami konfirmasikan kepada pihak WHO di Indonesia. Sampai saat ini belum ada pengumuman tingkat efikasi vaksin Sinovac baik dari pihak produsen maupun badan pengawas obat di negara tempat dilakukannya uji klinik," jelasnya.

Ia melanjutkan selain itu, informasi yang menyebut bahwa hanya Indonesia yang memesan vaksin Sinovac juga tidak tepat.

Ada sejumlah negara telah melakukan pemesanan vaksin Covid-19 dari Sinovac, seperti: Brazil, Turki, Chile, Singapura, dan Filipina.

Bahkan, Mesir juga sedang bernegosiasi untuk bisa memproduksi vaksin Sinovac di Mesir.

"Pemerintah telah menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa vaksinasi hanya dilakukan dengan vaksin yang aman, efektif, dan bermutu secepatnya," terang Lucia.

Lucia menegaskan, Badan POM, bersama Komite Nasional Penilai Obat dan para ahli akan memastikan dan mengawal aspek keamanan, khasiat serta mutu dari vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk program vaksinasi sesuai standar yang ditetapkan oleh WHO.

Keberhasilan penanganan Covid di Indonesia, akan menjadi keberhasilan sebagai bangsa dan juga sebagai bagian dari masyarakat dunia.

Salah satu upaya percepatan untuk bisa keluar dari pandemi Covid-19 adalah dengan vaksinasi yang perlu dijalankan bersama dengan disiplin 3M.

"Jangan kendor memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, siap divaksinasi saat vaksin siap," ujarnya.(Tribun Network/rin/yud/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas