Tiga Aspek Agar Perempuan Berkontribusi Maksimal untuk Kemajuan Bangsa
Bisa dikatakan kehadiran perempuan di berbagai aspek kehidupan memberikan warna dan energi tersendiri yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
TRIBUNNEWS.COM - Perempuan memainkan perannya dalam banyak bidang. Bahkan saat ini, banyak perempuan yang mengisi posisi penting di berbagai lini kehidupan, misalnya kepala daerah, pimpinan lembaga, ketua gerakan sosial, hingga ahli teknisi.
Bisa dikatakan kehadiran perempuan di berbagai aspek kehidupan memberikan warna dan energi tersendiri yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
Untuk meningkatkan semangat para perempuan, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, serta Kompas TV mengadakan webinar yang bertajuk “Perempuan Sebagai Penggerak Kehidupan Sosial” pada Selasa (22/12/2020) siang.
Pendiri Rumah Harapan Indonesia dan Blood For Life, Valencia Mieke Randa yang hadir sebagai pembicara di acara tersebut mengatakan, stigma perempuan tidak boleh bermimpi tinggi harus dihapuskan. Pasalnya di masa kini, banyak perempuan yang mengisi posisi penting dalam kehidupan sosial.
“Dulu kan, banyak perempuan yang tidak ingin bermimpi terlalu tinggi. Di zaman sekarang, perempuan-perempuan sudah merambah di seluruh lini pekerjaan apapun yang mungkin dulunya hanya dikerjakan oleh kaum pria,” ungkapnya.
Dengan mewujudkan mimpi, setiap perempuan akan maksimal dalam memenuhi perannya, khususnya untuk kemajuan bangsa.
Ia menambahkan, perempuan merupakan pilar suatu negara untuk kemajuan negara. Jadi, jika suatu bangsa ingin lebih maju, sebaiknya juga diimbangi oleh peran kaum perempuan.
Untuk lebih memaksimalkan peran kaum Hawa dalam kemajuan bangsa, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan oleh negara dan setiap elemen masyarakat, yaitu pendidikan, gizi, dan kesempatan. Menurut Valencia, setiap perempuan harus mendapatkan pendidikan yang baik. Dengan mengenyam pendidikan berkualitas, maka perempuan akan melahirkan generasi yang luar biasa dan hebat.
“Agar memperkuat peran perempuan, mereka harus diimbangi oleh berbagai aspek misalnya pendidikan. Sebab jika para perempuan tidak belajar secara serius maka sangat sulit bagi mereka untuk menghadirkan anak-anak luar biasa dan hebat,” jelasnya.
Bukan hanya pendidikan, asupan gizi juga diperlukan oleh setiap perempuan, khususnya bagi mereka yang sedang hamil. Valencia mengatakan, jika wanita hamil mendapatkan asupan gizi yang baik, maka anak dalam kandungan akan lahir lebih sehat dan normal.
“Selanjutnya adalah gizi. Karena ibu ini kan akan mengandung bayi-bayi calon penerus bangsa. Anak-anak ini yang akan menjadi penerus bangsa. Jadi, anak-anak lahir harus mendapatkan gizi yang cukup agar kelak mereka menjadi manusia yang sehat,” ujarnya.
Selain dua aspek di atas, kaum Hawa juga perlu mendapatkan kesempatan yang sama seperti kaum Adam. Pasalnya perempuan acap kali tidak mendapatkan kesempatan yang sama. Masih banyak anggapan bahwa perempuan tidak mampu untuk melakukan pekerjaan yang biasanya diisi oleh kaum pria.
“Ketiga adalah kesempatan, walaupun dari segi pendidikan sudah bagus dan secara fisik sehat tetap perempuan terkadang tidak diberikan kesempatan. Masih banyak anggapan bahwa perempuan masih kurang mampu untuk bisa setara dengan laki-laki,” jelasnya.
Tiga aspek tersebut lah yang perlu padukan agar peran perempuan menjadi lebih maksimal bagi kemajuan suatu bangsa.
Berkecimpung Dalam Kegiatan Sosial
Selain berbagai tips agar peran perempuan lebih maksimal bagi kemajuan bangsa, Valencia juga mengatakan, para wanita jangan malu untuk terjun di dunia sosial.
“Awal merantau, saya tidak pernah berpikir sebagai pekerja sosial. Mimpi saya awalnya adalah saya harus menjadi perempuan yang sukses, wanita karier. Tapi di tengah perjalanan banyak perjalanan hidup yang menyentuh hati saya. Karena itulah, saya merasa terpanggil di bidang kemanusiaan,” ungkapnya.
Berdasarkan pengalaman Valencia, terjun ke dunia sosial akan memberikan banyak manfaat bagi para perempuan dan keluarganya. Serta dapat membuat hidup seorang perempuan menjadi lebih berarti.
“Bagi para perempuan Indonesia, jangan ragu-ragu untuk terlibat dalam kehidupan sosial. Ini sangat penting kalau kita (perempuan) aktif di kegiatan sosial, rasa bahagianya itu sangat lama,” ungkapnya.
Ia mengakui kebahagiaan sering dirasakan ketika menolong seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan. Bahkan pengalaman tersebut menjadi momen yang tidak terlupakan bagi siapapun.
“Ketika kita menolong orang, itu bahagianya panjang banget. Dan saat pulang ke rumah itu bahagia banget. Jadi aura bahagia akan tersebar pada anak, suami, dan satu keluarga auranya akan bahagia,” jelasnya.
Ia juga meyakini ketika seorang perempuan atau ibu memancarkan aura bahagia maka akan memberikan dampak positif pada perkembangan anak.
“Anak yang dibesarkan oleh ibu yang bahagia akan menjadi anak yang berpribadi baik. Bahkan ketika anak bersosialisasi, dia akan menjadi pribadi yang bahagia, seperti tidak mudah marah dan memberikan hal positif lainnya,” ungkapnya.
Mendirikan Rumah Harapan Indonesia dan Blood For Life
Setelah memutuskan untuk berkecimpung dalam kegiatan sosial, Valencia dengan tekad bulat mendirikan Rumah Harapan Indonesia dan Blood For Life pada 2011 lalu. Komunitas tersebut ingin membantu setiap orang yang membutuhkan donor darah.
“Saat ini kami sudah ada lebih dari 180 ribu standby donor yang tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Pada pandemi ini, komunitas yang dibangun olehnya juga melakukan kegiatan lain, yaitu mengedukasi teman-teman yang pernah terinfeksi virus Covid-19 untuk menjadi standby donor terapi plasma konvalesen.
“Nantinya plasma darah itu akan diberikan kepada orang-orang yang sedang berjuang untuk sembuh dari Covid-19,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga menyediakan rumah singgah untuk anak-anak dari usia nol hingga 17 tahun yang tersebar di lima kota, Jakarta, Bandung, Semarang, Bali, dan Makassar. Ia juga menjelaskan, pasien-pasien dari NTT, NTB, Sumba, dan Flores bisa memanfaatkan rumah singgah yang berada di Bali.
“Bali ini untuk men-support pasien-pasien dari NTT, NTB, Sumba, Flores dan Indonesia bagian timur sebelah bawah. Lalu di Makassar men-support pasien-pasien dari Indonesia bagian timur sebelah atas,” ungkapnya.
Ia juga memastikan bagi masyarakat yang membutuhkan pertolongan tidak dipungut biaya apapun alias gratis. “Karena menolong orang enggak boleh setengah-setengah,” tutupnya.