Hendropriyono Sebut Indonesia Belum Jadi Negara Maju Karena Sibuk Mempersoalkan Ideologi
AM Hendropriyono menyoroti keadaan Indonesia yang sudah 75 tahun merdeka namun belum menjadi negara maju, apalagi negara adidaya.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) AM Hendropriyono menyoroti keadaan Indonesia yang sudah 75 tahun merdeka namun belum menjadi negara maju, apalagi negara adidaya.
Berbeda dengan Amerika Serikat, yang telah menjadi negara adidaya dan adikuasa sejak berusia 68 tahun.
Hal itu disampaikan Hendropriyono dalam kanal Youtube Karni Ilyas Club, yang dilihat Tribunnews, Sabtu (26/12/2020).
"Jadi tiap kali kita maju selangkah, mundur dua langkah, maju selangkah mundur dua langkah, kita kapan maju? sementara kita lihat Amerika Serikat jadi negara adidaya hanya 68 tahun, dia sudah bisa jadi adidaya dan adikuasa," ucap Hendropriyono.
Baca juga: Hendropriyono: Aliran Politik Indonesia Berubah dari Demokrasi Pancasila ke Demokrasi Liberal
Dia juga mencontohkan Rusia yang menjadi negara adikuasa saat berusia 67 tahun atau sejak lahirnya Uni Soviet tahun 1922.
Bahkan, Republik Rakyat Tiongkok yang notabene lebih muda dari Indonesia, saat ini telah menjadi satu di antara kekuatan besar dunia.
"Jadi masih umur kepala 6, kemudian China (Tiongkok), lahir 71 tahun yang lalu kita kan 75 tahun, lebih tua dari dia. Dia sudah berani nantang Amerika, Amerika adikuasa dan ingin tetap memegang tampuk adi kekuasaan ini," ucapnya.
Menurutnya, perubahan itu membuat negara-negara di dunia memanfaatkan berubah jadi negara maju.
Namun, berbeda dengan Indonesia, yang dinilai stagnan, karena selalu mempersoalkan ideologi.
"Kalau kita kan tidak, kita berubah tapi mundur. Kita sudah 75 tahun begini aja, karena kita sibuk masalah yang kita persoalkan ideologi, itu aja," ucapnya.
"Jadi ada dulu komunis, kemudian DI (Darul Islamiyah), NII (Negara Islam Indonesia), sekarang khilafah, terus tidak selesai-selesai. Ini kapan selesainya? sementara negara-negara yang saya ceritain maju tadi kan hanya karena konsistensi," imbuhnya.
Baca juga: Rumah Ibunda Mahfud MD Didemo Massa, Hendropriyono: Itu Berbahaya
Belajar dari pengalaman negara adikuasa, dia melihat konsisten menerapkan idoelogi wajib dilakukan jika Indonesia ingin maju.
Menurutnya, konsistensi itu nantinya berujung pada tiga hal, yaitu stabilitas, keamanan dan kesejahteraan.
"Dan menurut saya yang bikin kita masalah jadi begini karena tidak ada konsistensi. Padahal kita akan memerlukan ada tiga hal stabilitas yang kedua keamanan ketiga kesejahteraan," ujarnya.