Aktivitas Anggota JI yang Dikirimkan ke Suriah, Pelatihan Senpi Laras Panjang Hingga Perang
Polri mengungkapkan aktivitas anggota kelompok jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) ketika meninggalkan Indonesia menuju ke Suriah.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian RI mengungkapkan aktivitas anggota kelompok jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) ketika meninggalkan Indonesia menuju ke Suriah.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan mereka melakukan pelatihan senjata api laras panjang hingga perakitan bom sebelum dikirimkan ke medan perang.
Dijelaskan Argo, anggota JI yang ke Suriah itu melakukan pelatihan militer bersama organisasi teroris Jabhah Nushrah yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Baca juga: Perekrutan Generasi Muda Kelompok Teroris JI Sudah Sejak 2011, 7 Angkatan Telah Bergabung
"Di Suriah sana dilakukan pelatihan berupa caranya menggunakan senjata api Laras panjang dan pistol sampai dengan merakit bom, jadi disana dilatih sebelum diterjunkan untuk melakukan perang yang nyata disana," kata Argo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/12/2020).
Argo mengatakan informasi itu diketahui dari narapidana teroris Ahmad Hafiz yang tak lain merupakan murid Joko Priyono alias Karso yang ditunjuk sebagai pelatih oleh Amir atau Pimpinan JI Para Wijayanto.
"Yang bersangkutan sudah latihan di ungaran dan tempat lain, setelah latihan dipersiapkan ke Suriah. Tentunya tersangka Ahmad Hafis, berangkat ke Suriah 2015, di Suriah selama 1 tahun 10 bulan, di sana ada pelatihan yang dilakukan sebelum dia terjun ke medan perang," jelasnya.
Baca juga: Pelatihan Militer Kelompok Teroris JI: Lempar Pisau Hingga Cara Merakit Bom
Lebih lanjut, Argo menambahkan sejumlah anggota kelompok JI yang berangkat ke Suriah juga banyak yang telah tewas.
"Anggota yang berangkat ke Suriah juga ada yang beberapa yang tewas disana dimakamkan ke Suriah kemudian ada yang kembali ke Indonesia," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) diduga telah menggelar operasi perekrutan generasi muda sejak 2011 lalu. Total ada 7 angkatan yang berhasil bergabung ke organisasi terlarang tersebut.
"Bahwa perekrutan generasi muda JI sudah sejak tahun 2011 kemudian ada 7 angkatan dengan total 96 orang," kata Kadiv Humas Polri Irjen pol Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/12/2020).
Ia menyatakan organisasi JI memang sengaja mengincar santri sejumlah pondok pesantren yang berprestasi dengan peringkat prestasi minimal 10 besar. Namun juga, ada santri yang dilihat dari mentalnya.
"Dia punya jaringan pondok pesantren JI yang diambil 10 besar itu. Kemudian direkrut tidak semua 10 besar ya. Tetapi ada yang dipilih dilihat bagaimana dia mentalnya, bagaimana posturnya dan bagaimana dia ideologinya," ungkapnya.
Dijelaskan Argo, mayoritas generasi muda JI yang direkrut telah diberangkatkan ke Suriah untuk melakukan pelatihan militer bersama organisasi teroris Jabhah Nushrah yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
"Dari 96 orang ini kemudian yang berangkat ke Suriah ada 66 orang. Dan tentunya kenapa 66 orang kenapa gak 96 orang ke Suriah? Karena ada beberapa yang udah kita lakukan penangkapan sehingga jumlahnya berkurang yang berangkat ke Suriah," pungkasnya.