TRIBUNNEWS.COM - Darmawati Siallagan (58) merasa sangat beruntung dan terbantu semenjak menjadi peserta JKN-KIS segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Kelas II di tahun 2014 lalu. 

Ditemui dikediamannya yang beralamat di Kelurahan Pamatang, Kota Pematangsiantar, Darmawati menceritakan bahwa dirinya dan keluarga selama menjadi peserta JKN-KIS sejak tahun 2014 lalu, telah merasakan banyak manfaat yang diberikan program JKN-KIS khususnya untuk berobat suaminya di fasilitas kesehatan.

“Suami saya ini menderita penyakit liver yang sudah akut dan telah bolak–balik keluar masuk rumah sakit. Pernah saat itu paling lama harus menjalani rawat inap di rumah sakit hampir selama dua minggu. Tentunya jika harus membayar saya tidak tahu lagi berapa nominal yang harus saya bayarkan. Untung saja ada program JKN-KIS ini, kalau tidak ada sudah tidak tahu lagi bagaimana mengumpulkan dana untuk berobat suami saya. Setidaknya beban saya banyak berkurang karena kartu JKN-KIS ini,” kata wanita yang kesehariannya berprofesi sebagai pedagang kaki lima ini.

Selain itu, Damawati juga merasa sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan, baik itu di rumah sakit ataupun di Puskesmas. Jika harus mengantre, Darmawati mengatakan itu adalah hal yang wajar, karena program ini dinikmati oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

“Manfaat program JKN-KIS ini saya rasa sangat besar, karena dilihat dari sisi besaran iuran masih tergolong murah jika dibadingkan dengan cakupan biaya yang besar. Selama ini saya juga tidak pernah dipersulit dan tidak ada kendala dalam mengakses pelayanan kesehatan." ujar Darmawati kepada tim Jamkesnews, Jumat (04/12).

Diakhir pertemuan, Darmawati mengutarakan harapannya untuk program JKN-KIS agar selalu berkesinambungan. Darmawati menambahkan bahwa program ini telah banyak membantu masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.