Dua Kali Ganti Kacamata Miliknya, Wallul Tetap Dijamin JKN-KIS
Awallul Rizky Fauzi, pria berusia 24 tahun ini menceritakan pengalamannya memanfaatkan Program JKN-KIS dalam hal penjaminan kacamata miliknya.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.CPM, BUKITTINGGI - Sejak diselenggarakannya Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) oleh BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014 telah banyak membantu masyarakat dalam hal jaminan atas biaya pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan baik tingkat pertama maupun lanjutan.
Hal itu pula yang turut dirasakan oleh Awallul Rizky Fauzi. Pria berusia 24 tahun bersedia untuk menceritakan pengalamannya memanfaatkan Program JKN-KIS dalam hal penjaminan kacamata miliknya. Tak tanggung-tanggung, sudah 2 kali ia berganti kacamata dan dua-duanya pun dijamin oleh BPJS Kesehatan.
Saat diwawancara Tim Jamkesnews pada Selasa (29/12), pria yang akrab disapa Wallul ini menceritakan pengalamannya memanfaatkan Program JKN-KIS.
“Saya awalnya menjadi peserta BPJS (JKN-KIS) sejak Desember 2014 segmen mandiri (PBPU). Saat jadi peserta saya dapat info kalau BPJS juga menanggung pelayanan kacamata. Nah, pada tahun 2015, saya buat kacamata dan semuanya dijamin oleh BPJS Kesehatan,” kenang Wallul.
Kepada tim, Wallul mengaku sejak 2019 segmen kepesertaannya sudah berubah dari PBPU (mandiri) menjadi peserta JKN-KIS segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) karena dirinya sudah bekerja sebagai sopir di salah satu instansi milik negara. Dan pada tahun ini, ia kembali mengganti kacamata miliknya di salah satu optik yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan di Kota Bukittinggi.
“November 2020 lalu saya kembali mengganti kacamata milik saya karna mata saya sudah minus 5 di Chandra Optical dan biayanya tetap dijamin oleh BPJS Kesehatan,” aku Wallul.
Saat ditanya mengenai pelayanan yang diterima saat melakukan pendaftaran, pemeriksaan mata dan penyerahan kacamata, dirinya mengaku mendapatkan layanan yang baik.
“Pelayanannya menurut saya bagus, pegawainya ramah, welcome lah kepada peserta. Untuk waktu tunggu penyelesaian kacamata memang sampai 5 hari namun mata saya sudah minus 5, ya wajarlah mereka butuh waktu untuk menyelesaikan kacamata itu,” ungkap pria asal Kota Bukittinggi ini.
Diakhir pembicaraan, Wallul berharap Program JKN-KIS ini tetap berlanjut dan meskipun belum pernah menderita sakit ataupun dirawat, ia mengharapkan agar pelayanan di fasilitas kesehatan agar ditingkatkan sehingga isu peserta JKN-KIS yang pelayanannya kurang baik di rumah sakit bisa terbantahkan. (*)