Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Kaleidoskop 2020: 18 Tahun Buron, Pembuat Bom Bali Ditangkap

Keluyuran bebas selama 18 tahun, pembuat bom Bali tahun 2002 bernama Aris Sumarsono alias Zulkarnaen (57) akhirnya ditangkap.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Kaleidoskop 2020: 18 Tahun Buron, Pembuat Bom Bali Ditangkap
KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA
Kediaman buronan Bom Bali 2, Zulkarnaen alias Abdul Rahman di Purbolinggo, Lampung Timur. 

"Yang bersangkutan adalah otak peledakan gereja serentak pada malam Natal 2000 dan tahun baru 2001," ucapnya kala itu.

Zulkarnaen merupakan militan Indonesia pertama yang pergi ke Afghanistan untuk pelatihan dan dituduh telah menyembunyikan Upik Lawanga, pembuat bom lainnya dan anggota kunci Jemaah Islamiyah.

Upik telah ditangkap polisi kontraterorisme di Lampung sepekan sebelumnya.

Upik menjadi buron sejak tahun 2005 setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam serangan yang menewaskan lebih dari 20 orang di Poso, yang dikenal sebagai basis militan di Sulawesi.

Baca juga: Upik Lawanga Teroris Penerus Dr Azhari Dikenal Masyarakat Sebagai Udin Bebek

Ahmad menjelaskan Zulkarnaen ditangkap oleh satuan Detasemen Khusus (Densus) 88 dalam penggerebekan di sebuah rumah di Kabupaten Lampung Timur.

Sementara Upik ditangkap sepekan sebelum penangkapan terhadap Zulkarnaen.

"Dia telah ditahan dan diinterogasi oleh penyidik," kata Ahmad.

Berita Rekomendasi

Zulkarnaen Mengaku Dibantu Ormas

Zulkarnaen sendiri, mengaku banyak dibantu sejumlah organisasi masyarakat.

Ia mengatakan mulai banyak ormas yang mendekati dirinya setelah peristiwa pembobolan gudang senjata milik Brimob di Tantui, Ambon. 

"Pas awal memang tidak, tapi kemudian setelah terjadinya pembobolan gudang Brimob Tantui (Ambon), sudah mulai banyak senjata, mulailah berdatangan (ormas). Di antara adalah Kompak, kemudian Laskar Jihad, Jafar Umar Thalib masuk," kata Zulkarnaen.

Zulkarnaen menuturkan ada beberapa oknum anggota Front Pembela Islam (FPI) yang tergabung dengan kelompok JI.

"Kemudian seperti beberapa personal-personal FPI Pekalongan bersama kami juga masuk, contohnya Said Sungkar, Abdul Ayas, dan beberapa anak-anak yang lain ada di situ," jelas Zulkarnaen. 

Menurut Zulkarnaen, saat itu mereka belum tergabung dalam FPI.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas